Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berniat Basmi Kutu Busuk, Pria di Singapura Justru Sebabkan Tetangganya Tewas

Saat itu, Chia sebenarnya ingin membunuh kutu busuk yang ada di kasurnya dengan cara membakarnya.

Akan tetapi, hal itu justru memicu kebakaran dan merembet hingga menyebabkan tetangganya bernama Koimatun Achmad Ali (48) terbunuh.

Chia diadili pada 16 Agustus 2023, tetapi peristiwa nahas itu terjadi pada 29 Januari 2022.

Dikutip dari The Straits Times, Chia pun mengaku bersalah pada Rabu (16/8/2023) karena menyebabkan kematian tetangganya itu akibat dari tindakan gegabah yang dilakukannya.

Kronologi kejadian

Pada 29 Januari 2022, Chia terbangun sekitar pukul 04.00 waktu setempat di rumahnya di blok 39 Telok Blangah Rise, Singapura.

Saat itu, ia sedang berbaring di ruang tamu dan melihat kutu busuk. Chia kemudian menyemprot tempat tidurnya dengan insektisida kaleng.

Namun, ia menilai kutu busuk itu masih hidup, sehingga menggunakan korek api untuk membakar kasurnya.

Ketika api semakin besar, Chia mencoba memadamkannya dengan beberapa botol air, tetapi gagal. Mengetahui kondisi itu, ia langsung keluar dari rumahnya dan meninggalkan empat penghuni lain yang sedang tertidur pulas.

Tak lama kemudian, para penghuni rumah pun terbangun karena kepulan asap dan bergegas keluar. 

Beruntung, polisi dan Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) segera tiba di lokasi kejadian dan mulai mengevakuasi seluruh penghuni blok.

Dalam proses evakuasi, petugas pemadam kebakaran sempat terkendala banyaknya barang yang ditumpuk oleh penghuni rumah dan terjadi kebocoran gas.

Selain itu, asap dari kobaran api juga semakin tebal dan menyebar ke rumah lain.

Petugas pemadam kebakaran harus masuk ke unit lantai 11 yang terkunci, setelah mereka diberitahu adanya penghuni yang tidak diketahui keberadaannya.

Mereka kemudian menemukan Koimatun yang tidak sadarkan diri di kamar sebelah dapur rumah majikannya.

Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, tetapi dinyatakan meninggal dunia beberapa jam kemudian.

Laporan otopsi yang dilakukan oleh Otoritas Ilmu Kesehatan menyatakan, penyebab kematian korban adalah terlalu banyak menghirup asap kebakaran.

Chia pun mengakui bahwa kebakaran itu terjadi setelah ia mencoba untuk membunuh kutu busuk.

Pelaku menderita gangguan bipolar

Berdasarkan laporan psikiatri yang diajukan oleh kuasa hukum, Chia diketahui menderita gangguan bipolar jangka panjang dan telah mencari pengobatan dari Institut Kesehatan Mental sebelum insiden itu, dilansir dari Today Online.

Laporan itu juga menyatakan, ada keanehan perilaku Chia pada saat kejadian dan tindakannya merupakan bagian dari perilaku impulsif.

Karena itu, jaksa saat itu menyatakan bahwa mereka tidak keberatan dengan permintaan perawatan wajib.

Adapun perintah perawatan wajib adalah opsi hukuman yang ditawarkan kepada pelaku yang menderita kondisi mental karena berkontribusi terhadap pelanggaran.

Selain itu, Chia juga telah menyatakan penyesalan yang mendalam atas kejadian tersebut dan sangat menyesali kematian Koimatun.

Kuasa hukum Chia, Riko Chua Isaac menuturkan, Chia telah menderita gangguan bipolar sejak usia yang sangat muda dan tidak ada indikasi bahwa ia menyalakan api untuk secara khusus melukai korban.

Karena menyebabkan kematian dengan tindakan gegabah yang tidak termasuk dalam pembunuhan disengaja, Chia dapat dipenjara hingga lima tahun.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/23/180000965/berniat-basmi-kutu-busuk-pria-di-singapura-justru-sebabkan-tetangganya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke