Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula "Pinjam Dulu Seratus", Ungkapan Viral yang Ikut Dilontarkan oleh Chris Martin

Kompas.com - 16/11/2023, 19:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vokalis Coldplay, Chris Martin menambah daftar artis internasional yang mengikuti tren "pinjam dulu seratus".

Dalam konsernya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Rabu (15/11/2023), Chris menyampaikan pantun pinjam dulu seratus yang berbunyi sebagai berikut::

"Hari Selasa ujian fisika. Giat belajar biar lulus. Apa kabar Kota Jakarta? Boleh dong pinjam seratus," tuturnya.

Momen itu terekam video para penonton konser dan viral di media sosial.

Selain Chris Martin, pebalap asal Spanyol, Maverick Vinales juga pernah mengatakan, "Boleh pinjam seratus," saat menemui penggemar untuk berselfie dan meminta tanda tangan pada Oktober 2023 lalu.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Kompas 100 CEO Forum di IKN Nusantara pada (2/11/2023) juga ikut meramaikan tren pantun pinjam dulu seratus.

Awal mula ungkapan pinjam dulu seratus

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartiko mengatakan, frasa pinjam dulu seratus berawal dari sindiran masyarakat Indonesia.

"Jadi memang kata pinjam dulu seratus itu salah satu istilah mengarah ke sindiran," kata Drajat, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/11/2023).

Menurutnya, sindiran pinjam dulu seratus itu muncul dari karakter orang Indonesia saat merayu-rayu ketika meminjam uang. Namun, saat utang tersebut diterima, yang bersangkutan tidak mau membayar dan malah naik darah saat ditagih.

"Nah, istilah pinjam dulu seratus itu digunakan sebagai sindiran pada orang yang kalau mau utang itu baik-baik saja tapi setelah itu utang enggak dibayar," kata Drajat.

Istilah pinjam dulu seratus kemudian menjadi sebuah wacana publik yang ditujukan bukan hanya kepada mereka yang berutang.

Dengan kata lain, ungkapan "pinjam dulu seratus" mengalami perluasan makna.

"Jadilah kemudian istilah itu berubah maknanya seperti bahasa guyonan yang dipakai banyak orang," tutur Drajat.

Baca juga: 5 Fakta Konser Coldplay di Jakarta, Chris Martin Berpantun Pinjam Dulu Seratus, Marak Penipuan Tiket

Tren pinjam dulu seratus

Menurut Drajat, istilah pinjam dulu seratus menjadi unik ketika disampaikan oleh warga negara asing (WNA).

"(Misalnya) pebalap tiba-tiba di panggung ngomong pinjam dulu seratus, itu bikin kaget kok dia ngerti dan bisa tahu arti dan maknanya. Nah itu menjadi hal menarik," kata Drajat.

Namun, pada dasarnya, ungkapan pinjam dulu seratus yang menjadi tren di Indonesia itu mulanya digunakan untuk sindiran atau teguran kepada orang-orang yang berutang tetapi enggan membayar dan mengalami perluasan makna menjadi bahasa guyonan.

Baca juga: Berpantun di Forum CEO, Jokowi: Supaya Pembangunan Maju Terus, Pinjam Dulu Seratus

Meme pinjam dulu seratus viral

Frasa pinjam dulu seratus menjadi viral ketika digunakan sebagai meme di media sosial X,  Instagram, TikTok, dan Facebook.

Diberitakan Kompas.com (10/10/2023), meme itu muncul melalui sebuah gambar "sipitkan mata" atau "sipitkan mata Anda" .

Gambar sipitkan mata itu berisi ilusi yang tidak jelas. Namun, saat pengguna media sosial menyipitkan mata, ilusi itu akan terlihat jelas dan tertulis kalimat "pinjam dulu seratus".

Di media sosial, meme itu dibagikan pengguna secara masif. Salah satunya, seperti gambar kerumunan orang di jalan pada abad pertengahan yang di dalamnya berisi ilusi kata-kata "pinjam dulu seratus".

Frasa itu terbentuk dari kumpulan obyek yang menyusun gambar tersebut, seperti orang, bangunan, dan bayangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com