KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem saat masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, cuaca ekstrem yang dimaksud meliputi hujan lebat, petir, angin kencang, dan hujan es.
Dwikorita mengatakan, arah angin dapat bertiup secara bervariasi yang menyebabkan cuaca berubah secara tiba-tiba dari panas ke hujan atau sebaliknya.
Cuaca di pagi hari secara umum berlangsung cerah, namun ketika siang hari mulai tumbuh awan dan turun hujan menjelang sore atau malam hari.
"Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor," ujar Dwikorita dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (30/10/2023).
Baca juga: Puncak Musim Hujan Tidak Terjadi di Desember 2023, Ini Prakiraan BMKG
Terkait potensi cuaca ekstrem, Dwikorita menjelaskan bahwa cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh ketika pagi menjelang siang.
Awan tersebut dapat dikenali dari bentuknya yang menyerupai bunga kol dan berwarna keabu-abuan dengan tepian yang jelas.
Tetapi, awan cumulonimbus berubah menjadi gelap dan dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin menjelang sore hari.
"Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," jelas Dwikorita.
Mengingat cuaca ekstrem berpotensi terjadi, masyarakat perlu berhati-hati dengan kemungkinan hujan lebat dan angin kencang.
BMKG telah merilis daftar wilayah yang dilanda hujan lebat dan angin kencang pada 31 Oktober-1 November 2023.
Baca juga: Sejumlah Wilayah di Solo Raya Alami Hujan Lebat Disertai Angin, Ini Kata BMKG
Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (31/10/2023), ini daftar wilayahnya:
31 Oktober 2023:
Baca juga: Warganet Pertanyakan Fenomena Hujan Lebat Usai Cuaca Panas Ekstrem, Ini Penjelasan BMKG
1 November 2023:
Baca juga: Ramai soal Hari Tidak Enak Badan Se-Indonesia, Apa yang Terjadi?
2 November 2023:
Baca juga: Hujan Mulai Turun di Jabodetabek, Kapan Prakiraan Musim Hujan 2023?