KOMPAS.com - Kayu secang adalah tanaman obat penghasil warna merah alami yang banyak dimanfaatkan masyarakat.
Menurut Kementerian Kesehatan, tanaman dengan nama ilmiah Caesalpinia sappan ini kaya akan sifat antimikroba, antialergi, serta antioksidan.
Tak heran, masyarakat Indonesia sering mengolahnya menjadi wedang atau minuman untuk berbagai kebutuhan.
Mengonsumsi wedang secang juga membantu meningkatkan sistem imun, sehingga tubuh tidak mudah sakit di tengah peralihan musim seperti saat ini.
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian mengungkapkan, antioksidan kayu secang berasal dari senyawa flavonoid dan terpenoid.
Dua senyawa tersebut membantu menangkal radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh manusia.
Kayu secang juga bermanfaat sebagai ramuan obat tradisional untuk pengobatan berbagai penyakit kronis dan degeneratif, seperti kanker dan diabetes.
Menjadi salah satu tanaman obat, tumbuhan ini juga kerap digunakan untuk meredakan diare, berak darah, malaria, serta mempercepat penyembuhan luka berdarah.
Banyaknya manfaat kayu secang tak terlepas dari beragam kandungan kimianya, seperti asam galat, tanin, resin, resorsin, dan brasilin.
Lantas, adakah efek samping kayu secang?
Baca juga: 5 Efek Samping Minum Wedang Serai Terlalu Sering, Apa Saja?
Rebusan atau wedang secang secara umum dapat menghasilkan residu, tetapi lebih mudah terdegradasi daripada bahan sintetik.
Selain itu, mengonsumsi wedang secang juga relatif aman, bahkan membawa banyak manfaat untuk tubuh.
Namun, seperti bahan herbal pada umumnya, secang juga dapat menimbulkan efek samping jika diminum berlebihan atau tidak sesuai dosis.
Sementara itu, dilansir dari laman Gramedia, dosis mengonsumsi kayu secang yang dianjurkan adalah 3-9 gram setiap kali merebusnya.
Berikut efek samping kayu secang: