Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Password WiFi Rawan Dibobol, Pakar: Tak Ada Gunanya Rutin Ganti Kata Sandi

Kompas.com - 27/10/2023, 19:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang mempertanyakan cara membobol password atau kata sandi WiFi, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @tanyarlfes, Kamis (26/10/2023) siang.

Tampak dalam tangkapan layar yang diunggah, sejumlah 16 perangkat terhubung ke jaringan WiFi milik pengunggah.

"Emang pw wifi tuh bisa dibobol ya? apa emang ada ngasih tau pw bya ya? sebel bgt internetnya jdi lelet," tulisnya.

Menanggapi unggahan tersebut, beberapa warganet menyarankan pengunggah untuk mengganti kata sandi WiFi.

"Ganti pw aja ya," komentar warganet dengan akun @artxztic.

"Asli ga iklas gua jadinya seminggu sekali ganti pw sama usernya di sembunyiin," tulis akun@Amayangmanaya.

"Sekali ngasi ke org asing dia bs aja ngasi liat qr code wifi nyaa. Soalnya di bbrp hape sekarang bs beginiii. Plus pw nya jg bakal keliatan. Makanya rutin ganti password dan jgn sembarangan kasi ke org," kata warganet @MyfavMeerkat.

Hingga Jumat (27/10/2023), unggahan seputar kata sandi WiFi ini telah dilihat lebih dari 467.500 kali, disukai 4.900 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 300 warganet.

Lantas, bagaimana cara mencegah WiFi kebobolan?

Baca juga: Benarkah Transaksi m-Banking Menggunakan WiFi Publik Berisiko Alami Pencurian Data? Ini Kata Pakar


Rutin ganti kata sandi tak jamin WiFi aman

Pakar teknologi dan keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan, membobol password atau kata sandi WiFi sangat mungkin dilakukan.

Dia menjelaskan, Wireless Fidelity alias WiFi diamankan dengan kata sandi agar tidak mudah digunakan oleh orang lain.

Bukan hanya kata sandi, jaringan nirkabel yang menghubungkan perangkat elektronik ke internet ini juga memiliki banyak pagar pengamanan.

"Tapi pagar pengamanan WiFi itu banyak. Ada WiFi Protected Setup (WPS), WiFi Protected Access (WPA), WPA2, dan WPA3, istilahnya gitu," papar Alfons, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/10/2023).

Menurut Alfons, WPA2 merupakan sebuah standar pengamanan lama, yang kini telah diperbarui dengan kehadiran WPA3.

Kendati demikian, router atau alat penghubung antara koneksi internet dengan berbagai perangkat elektronik masih kerap menggunakan WPA2.

"WPA2 ini sudah bisa dijebol dengan program yang lebih simpel, dengan hacking yang simpel," kata dia.

Dengan pengamanan jenis ini, Alfons menerangkan, seseorang dapat mencuri jaringan WiFi meski sebenarnya tidak mengetahui kata sandinya.

"Tidak ada gunanya rutin ganti password. Kamu ganti password mau berapa kali pun, kalau pakai WPA2, tetap bisa jebol," terang Alfons.

Sebab, hal yang membuat seseorang dapat menembus keamanan WiFi tidak hanya kata sandi bocor, tetapi juga teknologi pengamanan password yang lama.

"Bisa sandi bocor, dikasih tahu orang. Kedua, sandi tidak bocor pun orang bisa tahu (karena WPA2). Lah itu pusing, kan?" kata dia.

"Jadi memang disarankan semua WiFi pakainya WPA3, sehingga lebih susah dijebol," sambungnya.

Baca juga: Cara Mengetahui Password WiFi di Laptop atau PC Windows

Cara mencegah WiFi kebobolan

Cara mencegah WiFi kebobolan.Freepik Cara mencegah WiFi kebobolan.

Alfons menjelaskan, cara utama untuk mencegah kebobolan WiFi adalah mengganti pengamanan kata sandi dengan WPA3.

"Jangan pakai WPA2 atau versi yang sebelumnya," ujarnya.

Pemilik dapat mengganti teknologi pengamanan dengan masuk ke menu router WiFi masing-masing.

Sayangnya, tidak semua pengamanan kata sandi pada perangkat router dapat diperbarui menjadi WPA3.

"Tapi yang jadi masalah kalau pakai router yang lama, banyak yang belum support WPA3. Jadi solusinya adalah ganti router," lanjutnya.

Selain itu, cara kedua, pemilik juga dapat mencegahnya dengan menyembunyikan service set identifier (SSID) alias nama jaringan WiFi untuk publik.

Dengan hanya memperlihatkan SSID ke perangkat penghuni rumah, maka orang lain tidak akan dapat mendeteksi keberadaan jaringannya.

Ketiga, menurut Alfons, pemilik dapat membatasi jumlah perangkat yang dapat terhubung ke jaringan WiFi.

"Misal di rumah ada sepuluh perangkat, alamat IP perangkat apa saja, dimasukkan datanya ke jaringan WiFi," kata dia.

Alamat IP atau IP address adalah deretan angka milik perangkat elektronik yang terhubung melalui internet.

Terdiri dari angka berbeda satu sama lain, pemilik dapat mendata alamat IP perangkat yang boleh terhubung ke jaringan WiFi.

"Yang lain tidak bakal bisa masuk karena telah ada pembatasan IP address perangkat," tandas Alfons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com