"Ini seperti kerutan yang terbentuk pada sebuah apel seiring bertambahnya usia," kata Rothery dikutip dari Insider.
Ia mengatakan, kerutan yang muncul di Merkurius dikenal sebagai scarps.
Untuk menunjukkan bahwa scarps ini masih bergerak sampai sekarang, Rothery dan mahasiswa pascasarjana Ben Man memfokuskan perhatian mereka ke struktur geologi lain yang disebut graben.
Ketika memperhatikan graben yang muncul ketika scarps bergerak, ukurannya menjadi sangat kecil atau hanya sekitar 0,6 mil panjangnya di bawah 300 kaki.
Kemunculan graben tidak akan bertahan lama dan diperkirakan lebih dari 300 juta tahun mungkin tidak akan terlihat lagi.
"Karena strukturnya yang kecil, mereka tidak akan bertahan lama," jelas Rothery.
"Itulah mengapa kami mengatakan dengan jelas bahwa telah terjadi pergerakan dalam sekitar tiga ratus juta tahun terakhir, dan mungkin masih berlangsung hingga saat ini," sambungnya.
Baca juga: Mengenal 5 Planet Kerdil di Tata Surya, Apa Saja?
Di sisi lain, Rothery juga membeberkan jika Merkurius dilanda gempa dengan intensitas sangat besar karena pergerakan pada permukaan planet ini.
"Jadi, ada ratusan gempa yang sangat, sangat besar, dan kemungkinan jutaan gempa yang lebih kecil," tuturnya.
Ia menduga gempa di Merkurius masih berlangsung hingga saat ini. Namun, ilmuwan belum bisa mengukurnya.
"Kami menduga gempa-gempa itu terus berlangsung, tapi kami tidak punya cara untuk mengukurnya sampai kami membawa seismometer ke planet ini," kata Rothery.
Baca juga: Mengenal Bulan dari Planet-planet di Tata Surya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.