Saat itu, korban datang ke kebun sawit bersama warga lain bernama Taufikurahman (23). Mereka termasuk bagian dari ratusan orang yang berdemonstrasi ke PT HMPB 1.
"Mereka sedang duduk-duduk saat aksi. Namun, Taufikurahman lalu tertembak. Gijik yang hendak menolong malah kena tembak," jelas Fery.
Menurutnya, korban tewas tengah menjalani visum. Sementara Taufikurahman tidak sadarkan diri usai terluka dan tengah dirawat.
Terkait dugaan penembakan yang dilakukan oleh aparat kepada korban, Erlan mengklaim semua petugas menjalankan tugas sesuai aturan.
"Tidak ada anggota polisi yang dibekali dengan peluru peluru tajam, hanya dibekali dengan gas air mata, peluru hampa dan peluru karet," kata Erlan, diberitakan Kompas.com, Minggu (8/10/2023).
Polda Kalimantan Tengah, katanya, akan menyelidiki dan mengotopsi warga yang tewas dengan luka berupa tembakan.
Erlan menegaskan, polisi yang melakukan pelanggaran sehingga menyebabkan kematian warga di Seruyan akan diberi tindakan disiplin.
Baca juga: Kronologi Polisi di Bandung Minta Uang Korban Begal Saat Diminta Cari Motor yang Hilang
James Watt seorang warga Desa Bangkal mengungkapkan kejadian yang terjadi selama bentrokan antara warga dan polisi.
Dilansir dari Kompas.id, awalnya massa aksi tidak berbuat rusuh. Mereka hanya mencoba masuk ke area pabrik milik perusahaan tapi dihalangi polisi.
Dalam salah satu bentrokan, terdapat peserta aksi mengendarai dua mobil pikap memasuki kawasan perusahaan yang dijaga polisi.
Aparat lalu menembakkan gas air mata ke arah mobil. Ini membuat mobil berbalik arah dan menjauh. Kejadian ini membuat massa marah dan melakukan perusakan fasilitas perusahaan.
Erlan menjelaskan, polisi menembakkan gas air mata karena mobil pikap melaju kencang seakan hendak menabrak barikade polisi.
Tak hanya itu, dia menyebut, sepuluh mess karyawan PT HMPB 1 terbakar dalam kerusuhan. Pihaknya harus menyelamatkan puluhan keluarga buruh sawit yang tinggal di mess karyawan itu.
Erlan mengatakan, polisi telah mengamankan sepuluh orang warga yang terlibat dalam bentrokan. Mereka dibawa ke Batalion Brimob di Sampit, Kotawaringin Timur.
Polisi juga turut menyita beberapa senjata PCP atau senapan angin dan senjata tajam. Pihaknya juga akan melakukan investigasi terkait penyebab kematian korban yang diduga tertembak.