Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Twibbon dan Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW

Kompas.com - 28/09/2023, 10:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Ragam tradisi Maulid Nabi di Indonesia

Diberitakan Kompas.com (7/10/2023), ada beragam tradisi peringatan Maulid Nabi di Indonesia.

Berikut beberapa tradisi Maulid Nabi:

Grebeg Maulid, Solo

Grebeg Maulid merupakan tradisi masyarakat Solo, Jawa Tengah untuk memperingati kelahiran Rasulullah SAW.

Tradisi ini melibatkan kerumunan masyarakat yang berebut mengambil gunungan yang telah disediakan. Keluarnya gunungan ini sekaligus menandai acara puncak tradisi Sekaten yang diselenggarakan Keraton Kasunanan Surakarta.

Ada dua pasang gunungan, yakni jaler (laki-laki) dan estri (perempuan) yang akan diperebutkan warga.

Gunungan jaler berisi hasil bumi, seperti kacang panjang, wortel, terong, cabai, telur asin dan klenyem (makan terbuat dari singkong).

Sementara gunungan estri berisi intip (makanan yang terbuat dari nasi).

Nantinya, gunungan akan diarak oleh para abdi dalem, sentana dalem Keraton Surakarta dari Kori Kamandungan menuju halaman Masjid Agung Surakarta.

Baca juga: Beragam Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Indonesia, Apa Saja?

Nyiram Gong, Cirebon

Di Cirebon, Jawa Barat, Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati dengan tradisi Nyiram Gong.

Ini merupakan ritual pembersihan gamelan sekaten yang berlangsung di kompleks Keraton Kanoman

Ritual mencuci gamelan sekaten bermakna membersihkan diri menyambut Maulid Nabi.

Selanjutnya, lebih dari 100 warga berebut air bekas cucian itu. Warga akan membasuh wajah dan tubuhnya dengan air itu atau mengambil sisa bata merah dan tepes di lantai.

Tradisi Walima, Gorontalo

Masyarakat Gorontalo memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW dengan melaksanakan tradisi Walima.

Ini merupakantradisi perayaan Maulid Nabi yang dilaksanakan turun-temurun sejak kemunculan kerajaan-kerajaan Islam di Gorontalo, yakni abad ke-17.

Tradisi Walima akan dimulai dengan lantunan Dikili atau tradisi lisan dzikir masyarakat Gorontalo yang dilakukan di masjid-masjid.

Kemudian, tiap rumah akan membuat kudapan khas tradisional, seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi.

Nantinya, kudapan ini akan disusun di sebuah Tolangga atau usungan kayu yang menyerupai perahu atau menara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com