Para pedagang kambing berjualan di tiga lokasi berbeda di pasar itu dan tergabung dalam Himpunan Pedagang Kambing Tanah Abang (HPKT).
Baca juga: Kronologi dan Dugaan Penyebab Kebakaran Pasar Gembrong Jakarta Timur
Di era Gubernur Ali Sadikin, Pasar Tanah Abang direnovasi secara besar-besaran pada 1973.
Kompaspedia mencatat, butuh waktu dua tahun untuk membangun pasar yang lebih modern, dengan berbagai fasilitasn yang memadai.
Wajah baru Pasar Tanah Abang terdiri dari empat blok, yakni Blok A hingga D.
Masing-masing Blok terdiri dari tiga lantai kecuali Blok D yang hanya dua lantai.
Total anggaran yang dihabiskan untuk mengubah pasar tersebut sebesar Rp 4,9 miliar.
Pasar yang luas bangunannya sekitar 11.154 meter persegi dan luas pelataran 7.600 meter persegi tersebut diresmikan pemakaiannya pada 21 Agustus 1975.
Sejak saat itu, Pasar Tanah Abang terus berkembang dan ramai pengunjung. Perluasan juga terus dilakukan hingga menjadi tujuh blok.
Perkembangan pesat pasar itu semakin nyata setelah adanya Stasiun Tanah Abang. Tempat-tempat peribadatan juga sudah dibangun di kawasan tersebut, mulai dari Masjid Al Makmur hingga klenteng Hok Tek Tjen Sien.
Baca juga: 5 Perbedaan Pasar Saham dan Forex, Apa Saja?
Pada 2003, kebakaran besar melalap Pasar Tanah Abang. Ratusan miliar aset pedagang pun ludes terlalap api.
Lebih dari 5.000 pedagang di Pasar Tanah Abang kehilangan tempat usahanya. Sedikitnya tercatat 1,3 juta orang kehilangan pekerjaan sebagai dampak langsung dari musibah kebakaran.
Mereka yang terdampak antara lain, pedagang, buruh pikul, karyawan toko, penjahit pada perusahaan konfeksi, serta perusahaan angkut barang bersama karyawannya.
Meski tak sepenuhnya mematikan geliat perdagangan, tetapi Pasar Tanah Abang saat itu sempat lumpuh.
Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyebut kebakaran pasar itu sebagai musibah. Bahkan, beberapa sesepuh Pasar Tanah Abang bilang kebakaran hebat itu sebagai musibah nasional.
Baca juga: Pasar Tradisional Jorok Penuh Tumpukan Sampah, Pakar Jelaskan Penyebabnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.