Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pasar Tanah Abang, Dulu Jadi Primadona, Kini Merana

Kompas.com - 24/09/2023, 12:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan, warganet di media sosial kerap membicarakan kondisi Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang kian sepi.

Meski menyandang status sebagai pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara, Pasar Tanah Abang kini semakin ditinggalkan pembeli.

Omzet pedagang pun turun drastis. Mereka satu per satu mulai menutup kiosnya.

Runtuhnya geliat bisnis di Pasar Tanah Abang tak lepas dari gempuran produk impor dan toko online yang sangat murah.

Baca juga: Kenapa Barang yang Dijual di Toko Online Lebih Murah dari Offline?

Bagaimana sejarah Pasar Tanah Abang?

Baca juga: Begini Wajah Tanah Abang yang Sepi Pembeli, Banyak Usaha Gulung Tikar dan Berhenti Beroperasi

Sudah ada sejak abad ke-18

Keberadaan Pasar Tanah Abang ternyata sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni abad ke-18.

Belum diketahui secara pasti asal-usul nama Tanah Abang. Diperkirakan, nama kawasan itu diambil dari sebuah bukit yang tanahnya berwarna merah.

Bukit itu dikelilingi rawa-rawa yang letaknya di sekitar Kali Krukut, catat Harian Kompas, 24 Februari 2003.

Kawasan itu mulai berkembang sejak saudagar kaya asal Belanda Justinus Vinck mendirikan sebuah pasar pada 1735.

Sebelumnya, kawasan tersebut merupakan daerah pertanian dan peternakan yang dimiliki orang China.

Saat itu, sebagian orang China memanfaatkan wilayah Tanah Abang untuk membuka kebun tebu dan penggilan tebu. Beberapa di antaranya menggunakannya sebagai lahan kebun kacang, jahe, melati, dan kebun siri.

Bekas lahan kebun itu sampai sekarang diabadikan untuk nama jalan di sekitar Tanah Abang.

Baca juga: Pasar Tradisional Jorok Penuh Tumpukan Sampah, Pakar Jelaskan Penyebabnya

Diizinkan buka setiap Sabtu

Pedagang Pasar Tanah Abang Minta Menkop Teten Tutup TikTok ShopKOMPAS.com/ ELSA CATRIANA Pedagang Pasar Tanah Abang Minta Menkop Teten Tutup TikTok Shop

Oleh Pemerintah Belanda, Pasar Tanah Abang diizinkan beroperasi setiap Sabtu. Hal yang sama juga berlaku di Pasar Senen yang beroperasi setiap Senin.

Komoditas yang diperdagangkan pun tak boleh sembarangan dan ditentukan Belanda.

Pasar Senen digunakan untuk menjual komoditas sayur-mayur dan keperluan sehari-hari. Sementara Tanah Abang khusus menjual tekstil, kelontong, dan sedikit sayuran.

Khusus beras, Belanda mengawasi secara ketat cara penjualan, tempat penjualan, dan peredarannya karena dipandang sebagai komoditas vital.

Bangunan pasar kala itu masih berupa bedeng bambu dan beratap rumbia. Pemilik petak yang umumnya orang China biasanya mendirikan tempat tinggal tak jauh dari pasar.

Pemerintah Belanda juga memberi kepercayaan kepada orang China untuk memungut pajak pasar.

Namun, peristiwa pembantaian orang-orang China pada 1740 menghancurkan Pasar Tanah Abang.

Baca juga: Pedagang Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli tapi Ditagih Retribusi, F-PDIP DKI Akan Carikan Solusi

Jam operasional bertambah

Memasuki abad ke-19, Pasar Tanah Abang semakin ramai sehingga diiznkan beroperasi dua hari, yakni Sabtu dan Rabu.

Selain mata uang China, alat tukar yang digunakan berupa mata uang Perancis, Turki, Hongaria, dan Jepang yang beredar di Batavia.

Banyaknya mata uang yang beredar di Batavia itu memunculkan bisnis transaksi jual beli mata uang asing di pinggir jalan.

Setelah penjajahan Belanda semakin mapan di Indonesia, wewenang pajak pasar tak lagi diserahkan kepada orang China, tetapi aparat pemerintah.

Selain retribusi pasar yang ditarik petugas pasar, masih ada pajak tak resmi yang dipungut preman.

Baca juga: Selain Tersaingi Live Shopping, Pedagang di Pasar Tanah Abang juga Tergerus Marketplace

Pasar Tanah Abang abad ke-20

Teten Masduki Menteri Koperasi dan UKM sidak Pasar Tanah Abang, Selasa (19/9/2023)KOMPAS.com/Nur Wahyu Pratama Teten Masduki Menteri Koperasi dan UKM sidak Pasar Tanah Abang, Selasa (19/9/2023)

Sampai akhir abad ke-19, Pasar Tanah Abang belum memiliki bangunan permanen, tetapi lantai bawahnya mulai dikeraskan dengan fondasi adukan.

Pada 1926, Gementee (Kotapraja Batavia) melakukan pembangunan pasar semi permanen. Tiga buah los yang masing-masing memanjang 200 meter dibangun dari tembok dan papan.

Saat orang Arab mulai berdatangan ke Batavia pada 1920, sebagian dari mereka tinggal di sekitar Tanah Abang.

Sejak saat itu, pedagang kambing mulai banyak bermunculan di Pasar Tanah Abang, karena kegemaran orang Arab makan daging kambing.

Para pedagang kambing berjualan di tiga lokasi berbeda di pasar itu dan tergabung dalam Himpunan Pedagang Kambing Tanah Abang (HPKT).

Baca juga: Kronologi dan Dugaan Penyebab Kebakaran Pasar Gembrong Jakarta Timur

Renovasi besar-besaran

Di era Gubernur Ali Sadikin, Pasar Tanah Abang direnovasi secara besar-besaran pada 1973.

Kompaspedia mencatat, butuh waktu dua tahun untuk membangun pasar yang lebih modern, dengan berbagai fasilitasn yang memadai.

Wajah baru Pasar Tanah Abang terdiri dari empat blok, yakni Blok A hingga D.

Masing-masing Blok terdiri dari tiga lantai kecuali Blok D yang hanya dua lantai.

Total anggaran yang dihabiskan untuk mengubah pasar tersebut sebesar Rp 4,9 miliar.

Pasar yang luas bangunannya sekitar 11.154 meter persegi dan luas pelataran 7.600 meter persegi tersebut diresmikan pemakaiannya pada 21 Agustus 1975.

Sejak saat itu, Pasar Tanah Abang terus berkembang dan ramai pengunjung. Perluasan juga terus dilakukan hingga menjadi tujuh blok.

Perkembangan pesat pasar itu semakin nyata setelah adanya Stasiun Tanah Abang. Tempat-tempat peribadatan juga sudah dibangun di kawasan tersebut, mulai dari Masjid Al Makmur hingga klenteng Hok Tek Tjen Sien.

Baca juga: 5 Perbedaan Pasar Saham dan Forex, Apa Saja?

Terbakar pada 2003

Pada 2003, kebakaran besar melalap Pasar Tanah Abang. Ratusan miliar aset pedagang pun ludes terlalap api.

Lebih dari 5.000 pedagang di Pasar Tanah Abang kehilangan tempat usahanya. Sedikitnya tercatat 1,3 juta orang kehilangan pekerjaan sebagai dampak langsung dari musibah kebakaran.

Mereka yang terdampak antara lain, pedagang, buruh pikul, karyawan toko, penjahit pada perusahaan konfeksi, serta perusahaan angkut barang bersama karyawannya.

Meski tak sepenuhnya mematikan geliat perdagangan, tetapi Pasar Tanah Abang saat itu sempat lumpuh.

Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyebut kebakaran pasar itu sebagai musibah. Bahkan, beberapa sesepuh Pasar Tanah Abang bilang kebakaran hebat itu sebagai musibah nasional.

Baca juga: Pasar Tradisional Jorok Penuh Tumpukan Sampah, Pakar Jelaskan Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bocoran Susunan Satgas Judi Online yang Dikomandoi Menko Polhukam, Ada Siapa Saja?

Bocoran Susunan Satgas Judi Online yang Dikomandoi Menko Polhukam, Ada Siapa Saja?

Tren
Seorang Dokter Temukan Potongan Jari Manusia di Dalam Es Krim 'Cone'

Seorang Dokter Temukan Potongan Jari Manusia di Dalam Es Krim "Cone"

Tren
4 Kader Gerindra yang Dapat Jatah Komisaris BUMN, Siapa Saja?

4 Kader Gerindra yang Dapat Jatah Komisaris BUMN, Siapa Saja?

Tren
Apakah Karyawan Swasta Dapat Libur Cuti Bersama Idul Adha? Berikut Aturannya

Apakah Karyawan Swasta Dapat Libur Cuti Bersama Idul Adha? Berikut Aturannya

Tren
7 Manfaat Memelihara Anjing, Salah Satunya Baik untuk Kesehatan Jantung

7 Manfaat Memelihara Anjing, Salah Satunya Baik untuk Kesehatan Jantung

Tren
Arab Saudi Uji Coba Taksi Terbang Tanpa Awak di Musim Haji 2024

Arab Saudi Uji Coba Taksi Terbang Tanpa Awak di Musim Haji 2024

Tren
Kapan Waktu yang Tepat Calon Karyawan Bertanya soal Gaji?

Kapan Waktu yang Tepat Calon Karyawan Bertanya soal Gaji?

Tren
Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 70? Berikut Jadwal, Cara Daftar, Syaratnya

Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 70? Berikut Jadwal, Cara Daftar, Syaratnya

Tren
Menko PMK Sebut Judi Online Bahaya, tapi Korbannya Akan Diberi Bansos

Menko PMK Sebut Judi Online Bahaya, tapi Korbannya Akan Diberi Bansos

Tren
KA Blambangan Ekspres dan Banyubiru Kini Gunakan Kereta Ekonomi New Generation, Cek Tarifnya

KA Blambangan Ekspres dan Banyubiru Kini Gunakan Kereta Ekonomi New Generation, Cek Tarifnya

Tren
Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Tren
Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Tren
Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Tren
Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Tren
Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com