"Sering-sering masyarakat umum kurang pas menyebut. (Contohnya) di TV, itu bilang telur puyuh (sebagai) bacem. Tapi itu yang betul disemur," tambahnya.
Baca juga: Mengapa Ketupat Menggunakan Janur? Ini Maknanya
Hal berbeda diungkapkan oleh chef Andreas dari Hotel Noormans Semarang.
Menurutnya, selai srikaya memang bisa dibuat tidak dari buah srikaya.
Ia juga membenarkan selai srikaya terbuat dari santan, telur, gula, dan daun pandan.
"(Selai srikaya) merupakan masakan chinese peranakan yang populer di Singapura, Malaysia," ujarnya terpisah.
Andreas menjelaskan, terdapat catatan sejarah yang menyebutkan, selai ini ada dan berkaitan dengan doce de ovos atau krim telur manis khas Portugis.
Baca juga: Sejarah Selai Kacang, Dari Menu Sanatorium Menjadi Bahan Olesan Roti
Kedua makanan ini memiliki komposisi bahan dan teknik pembuatan yang sangat mirip. Selai srikaya dibuat dengan cara mencampurkan santan, gula, dan kuning telur dalam panci dengan api kecil hingga mengental.
"Hanya saja, kalau doce de ovos memakai kayu manis dan kulit jeruk lemon untuk aromanya," tambah Andreas.
Sementara selai dari Asia Tenggara ini menggunakan daun pandan yang memang merupakan bahan pewangi khas di wilayah ini.
Baca juga: Mengapa Burger Disebut Makanan Tidak Sehat padahal Berisi Daging dan Sayuran? Ini Penjelasannya
Lebih lanjut, Andreas mengatakan selai srikaya juga disebut selai sarikaya tergantung daerahnya.
"Selai ini sendiri sebenarnya juga dikenal dengan sebutan kaya jam atau selai kaya di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura," lanjut dia.
Sementara di Thailand, selai ini disebut sangkaya. Di Filipina, selai yang hampir sama memiliki nama minatamis na bao.
Andreas menjelaskan kata "kaya" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti "banyak harta" atau "mengandung banyak substansi".
"Nama (selai srikaya) mungkin saja tercetus dari warna selai tersebut yang kuning seperti emas, yang biasanya melambangkan kekayaan," kata dia.
Di sisi lain, Andreas juga menyebutkan, nama selai srikaya dimungkinkan muncul dari pelesetan kata “coalhada” dalam bahasa Portugis yang berarti curd.