Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gula Vs MSG, Manakah yang Lebih Berbahaya?

Kompas.com - 14/09/2023, 09:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gula sering kali digunakan sebagai pengganti Monosodium Glutamat (MSG) untuk menyedapkan masakan.

Penambahan sejumput gula ke makanan dimaksudkan untuk memberikan cita rasa umami di sajian masakan.

Gula sebagai bumbu kerap digunakan oleh mereka yang ingin mengurangi penggunaan MSG.

Namun, belakangan beredar narasi bahwa gula justru lebih berbahaya bagi kesehatan tubuh dibandingkan dengan MSG.

"Gula pasir lebih berbahaya dari MSG," tulis salah satu pengguna TikTok.

Lantas, benarkah penggunaan gula di dalam makanan lebih membahayakan tubuh dibanding MSG?

Gula pada masakan tidak jadi masalah

Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Jakarta Selatan, Inge Permadhi, mengatakan penambahan gula ke dalam masakan memberikan rasa gurih.

Gula yang dimaksud adalah gula pasir dan gula jawa.

Penambahan gula pasir atau gula jawa dan garam ke dalam masakan akan menyempurnakan rasa gurih. Tak heran, gula kerap digunakan sebagai pengganti MSG.

Menurut Inge, penggunaan gula untuk masakan tidak memiliki dampak yang berarti bagi tubuh. Sebab, penggunaannya hanya dalam takaran yang sedikit.

"Jadi kalau penggantian MSG diganti dengan gula dan garam, saya (pikir) tidak jadi masalah," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/9/2023).

Inge menegaskan, penggunaan gula ke dalam masakan tidak membahayakan kesehatan.

"Tidak (berbahaya). Karena hanya sebagai bumbu, tidak apa-apa," terang Inge.

Baca juga: Beberapa Efek Negatif Menambahkan Gula ke Dalam Kopi

MSG aman dikonsumsi

Ketua DPP Bidang Ilmiah Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Marudut Sitompul mengatakan, penambahan MSG ke makanan dapat meningkatkan rasa umami.

Sejauh konsumsinya masih dalam batas aman, Marudut memastikan MSG tidak berbahaya bagi kesehatan. Bahkan, MSG memiliki kadar natrium yang lebih rendah daripada garam

"BPOM menyebut jumlahnya CPPB atau Codex, WHO maupun JECFA menyebutnya GRAS," kata dia kepada Kompas.com, Rabu.

"Perlu diingat, MSG aman dan tidak ada Badan pengawas Obat dan Makanan di negara lain yang melarang menggunakan MSG kecuali personal. Misalnya FDA (USA), ANZFA (Australia dan New Zealand dan juga Uni Eropa," tandasnya.

Begitu juga penggunaan gula pasir dan gula jawa ke dalam makanan. Penambahan gula hanya memberi sensasi rasa yang lebih kaya.

Jika gula ditambahkan terlalu banyak, hal itu justru memberikan rasa amburadul ke masakan.

"Jumlah gula yang ditambahkan juga tidak signifikan per sajian sehingga tidak berbahaya," terang dia.

Baca juga: Berbagai Mitos soal MSG, Apa Saja?

Gula dan MSG sesuai batas

Sementara itu, dosen Departemen Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo mengungkapkan, penggunaan gula dan MSG dalam batas yang wajar tidak akan membahayakan tubuh.

"Penambahan gula, MSG, dan sebagainya karena sebagai bumbu dan penyedap yang jumlahnya sangat terbatas, tentunya tidak berbahaya bagi orang sehat," kata Toto, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Dia memastikan, sepanjang bahan-bahan tersebut digunakan dalam takaran yang tidak berlebihan, maka dipastikan aman.

Namun, penggunaan gula yang berlebihan pada masakan tertentu, seperti baceman, bisa berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com