Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyintas Tragedi 9/11: Lari Menuruni 81 Lantai, Terbakar Parah, dan Koma 3 Bulan

Kompas.com - 11/09/2023, 08:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangkaian serangan teroris terjadi di Amerika Serikat pada 11 September 2001.

Dilansir dari situs 9/11 Memorial & Museum, sebanyak 19 teroris yang terafiliasi kelompok ekstremis Islam Al-Qaeda membajak empat pesawat komersil yang sedang beroperasi.

Dua pesawat ditabrakkan ke lantai atas Menara Utara dan Selatan World Trade Center di New York hingga kedua gedung runtuh. Pesawat ketiga menabrak markas Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon di Virginia.

Kemudian, penumpang pesawat Flight 93 yang mengetahui mereka dibajak, berusaha melawan para teroris. Perlawanan ini berakhir dengan pesawat jatuh di lapangan kosong wilayah Pennsylvania

Peristiwa yang dikenal dengan tragedi 9/11 ini menewaskan 2.977 orang dari 93 negara.

Para penyintas yang selamat dari tragedi 9/11 menceritakan momen ketika serangan teroris itu terjadi, tepat 22 tahun lalu.

Baca juga: Tragedi 9/11, Detik-detik Serangan Teroris 11 September 2001 di AS yang Tewaskan Lebih dari 3000 Jiwa


Turun 81 lantai lewat tangga

David Paventi, seorang pekerja bank menceritakan kejadian saat ia berada di lantai 81 Menara Utara, WTC selama serangan teroris tragedi 9/11.

“Awalnya saya mengira itu adalah gempa bumi karena bangunannya bergeser ke satu arah lalu mundur ke arah lain, lalu mulai berguncang,” kata Paventi, dilansir dari Fox News (8/9/2022).

Paventi yang berada di ruang pertemuan refleks bersembunyi di bawah meja untuk melindungi diri. Namun tindakannya itu batal dilakukan saat melihat semua orang lari keluar ruangan.

Mereka mulai menuruni tangga saat seseorang berteriak mengenai pesawat yang menabrak gedung WTC. Menurut dia, tidak banyak orang yang turun dari lantai atas gedung setinggi 104 lantai itu.

Di lantai 70, tangga yang dilewati tertutup dan ia harus mencari tangga lain. Paventi menyebut tidak banyak orang yang berbicara dan suasananya sangat sepi. Di sepanjang jalan, ia berpapasan dengan petugas pemadam kebakaran yang berlarian naik.

Setiba di lobi, Paventi melihat semua lampu padam, lantai basah, dan jendela berserakan di mana-mana. Di halaman, orang-orang berteriak memintanya segera lari dan tidak melihat ke arah gedung.

Saat mereka tiba di pusat kota, Paventi melihat menara pertama runtuh. Puing bangunan yang jatuh menimbulkan asap dan debu tebal. Tak lama, menara kedua ikut runtuh sehingga semua orang kembali berlari menyelamatkan diri.

Baca juga: Mengenang 20 Tahun Tragedi 9/11, Apa yang Terjadi Saat Itu?

Selamat meski menderita luka bakar

Pembajak pesawat membunuh hampir 3.000 orang selama serangan terkoordinasi pada 11 September 2001. Serangan itu antara lain menarget menara kembar World Trade Center (WTC) di New York City, AS.Getty Images Pembajak pesawat membunuh hampir 3.000 orang selama serangan terkoordinasi pada 11 September 2001. Serangan itu antara lain menarget menara kembar World Trade Center (WTC) di New York City, AS.
Lauren Manning baru mulai bekerja lagi di WTC setelah cuti melahirkan saat tragedi 9/11 terjadi.

Ketika akan masuk lift di Menara Utara, ia justru tersambar api yang muncul setelah gedung tertabrak pesawat.

Dikutip dari CBC (31/8/2021), Manning mengatakan ia sedang melihat pesawat menabrak Menara Selatan di seberang gedungnya saat kejadian itu terjadi.

Api pun sontak membakar tubuh Manning.

"Saya bisa melihat kobaran apinya, tapi yang paling penting, saya merasakan kobaran api itu semakin dalam dan semakin dalam, menembus pakaian saya, dan menembus kulit saya," ceritanya.

Manning menderita luka bakar hampir 82,5 persen.

Ia menghabiskan tiga bulan di ruang gawat darurat dalam keadaan koma. Setelah itu, ia menjalani masa rehabilitasi selama bertahun-tahun untuk bisa duduk dan berjalan.  

Baca juga: Deretan Film yang Berlatar Tragedi 9/11, Serangan yang Meruntuhkan WTC

Penyintas di Pentagon

Penampakan kerusakan pada tembok barat gedung Pentagon yang dihantam pesawat dalam serangan 9/11.history.com/ Bill Vaughan/ Sygma/ Corbis Penampakan kerusakan pada tembok barat gedung Pentagon yang dihantam pesawat dalam serangan 9/11.
John Yates, seorang manajer keamanan di Pentagon sedang menonton berita serangan tragedi 9/11 di WTC saat markas Departemen Pertahanan AS itu diserang teroris.

“Saya ingat bola api melayang di atas kepala saya. Saya ingat tertiup ke udara. Saya tidak tahu di mana saya berada ketika saya mendarat. Ruangan itu langsung menjadi hitam karena asap," jelasnya.

Diberitakan National Geographic, Yates lalu merasakan suhu yang sangat panas di ruangan tersebut dalam hitungan detik. Tanpa menyadari tubuhnya terluka, ia merangkak keluar dari gedung yang gelap.

Menurut dia, semua benda yang disentuh terasa panas dan membakar. Ia tidak bisa melihat di tengah asap kebakaran. Yates harus merangkak melewati puing bangunan, lampu yang meleleh, dan perabotan yang menghalangi.

Yates akhirnya mencapai ruang konferensi terdekat. Di sana, ia bertemu dengan rekan kerja yang selamat. Mereka tiba-tiba mendengar suara yang mengarahkan untuk menyelamatkan diri lewat satu pintu. 

“Meskipun itu adalah suara laki-laki yang sangat khas, saya tidak pernah bisa memastikan siapa suaranya. Jadi saya menganggapnya sebagai malaikat pelindung,” kata Yates.

Pintu itu ternyata terhubung ke lorong yang tidak terlalu dipenuhi asap. Yates dan rombongannya lalu melewati lorong untuk keluar dari gedung.

Di halaman Pentagon, ia dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit Pusat Washington.

Yates baru tahu Pentagon diserang teroris setelah ia bangun dari perawatan RS dua hari kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com