Dilansir dari situs 9/11 Memorial & Museum, sebanyak 19 teroris yang terafiliasi kelompok ekstremis Islam Al-Qaeda membajak empat pesawat komersil yang sedang beroperasi.
Dua pesawat ditabrakkan ke lantai atas Menara Utara dan Selatan World Trade Center di New York hingga kedua gedung runtuh. Pesawat ketiga menabrak markas Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon di Virginia.
Kemudian, penumpang pesawat Flight 93 yang mengetahui mereka dibajak, berusaha melawan para teroris. Perlawanan ini berakhir dengan pesawat jatuh di lapangan kosong wilayah Pennsylvania
Peristiwa yang dikenal dengan tragedi 9/11 ini menewaskan 2.977 orang dari 93 negara.
Para penyintas yang selamat dari tragedi 9/11 menceritakan momen ketika serangan teroris itu terjadi, tepat 22 tahun lalu.
Turun 81 lantai lewat tangga
David Paventi, seorang pekerja bank menceritakan kejadian saat ia berada di lantai 81 Menara Utara, WTC selama serangan teroris tragedi 9/11.
“Awalnya saya mengira itu adalah gempa bumi karena bangunannya bergeser ke satu arah lalu mundur ke arah lain, lalu mulai berguncang,” kata Paventi, dilansir dari Fox News (8/9/2022).
Paventi yang berada di ruang pertemuan refleks bersembunyi di bawah meja untuk melindungi diri. Namun tindakannya itu batal dilakukan saat melihat semua orang lari keluar ruangan.
Mereka mulai menuruni tangga saat seseorang berteriak mengenai pesawat yang menabrak gedung WTC. Menurut dia, tidak banyak orang yang turun dari lantai atas gedung setinggi 104 lantai itu.
Di lantai 70, tangga yang dilewati tertutup dan ia harus mencari tangga lain. Paventi menyebut tidak banyak orang yang berbicara dan suasananya sangat sepi. Di sepanjang jalan, ia berpapasan dengan petugas pemadam kebakaran yang berlarian naik.
Setiba di lobi, Paventi melihat semua lampu padam, lantai basah, dan jendela berserakan di mana-mana. Di halaman, orang-orang berteriak memintanya segera lari dan tidak melihat ke arah gedung.
Saat mereka tiba di pusat kota, Paventi melihat menara pertama runtuh. Puing bangunan yang jatuh menimbulkan asap dan debu tebal. Tak lama, menara kedua ikut runtuh sehingga semua orang kembali berlari menyelamatkan diri.
Ketika akan masuk lift di Menara Utara, ia justru tersambar api yang muncul setelah gedung tertabrak pesawat.
Dikutip dari CBC (31/8/2021), Manning mengatakan ia sedang melihat pesawat menabrak Menara Selatan di seberang gedungnya saat kejadian itu terjadi.
Api pun sontak membakar tubuh Manning.
"Saya bisa melihat kobaran apinya, tapi yang paling penting, saya merasakan kobaran api itu semakin dalam dan semakin dalam, menembus pakaian saya, dan menembus kulit saya," ceritanya.
Manning menderita luka bakar hampir 82,5 persen.
Ia menghabiskan tiga bulan di ruang gawat darurat dalam keadaan koma. Setelah itu, ia menjalani masa rehabilitasi selama bertahun-tahun untuk bisa duduk dan berjalan.
“Saya ingat bola api melayang di atas kepala saya. Saya ingat tertiup ke udara. Saya tidak tahu di mana saya berada ketika saya mendarat. Ruangan itu langsung menjadi hitam karena asap," jelasnya.
Diberitakan National Geographic, Yates lalu merasakan suhu yang sangat panas di ruangan tersebut dalam hitungan detik. Tanpa menyadari tubuhnya terluka, ia merangkak keluar dari gedung yang gelap.
Menurut dia, semua benda yang disentuh terasa panas dan membakar. Ia tidak bisa melihat di tengah asap kebakaran. Yates harus merangkak melewati puing bangunan, lampu yang meleleh, dan perabotan yang menghalangi.
Yates akhirnya mencapai ruang konferensi terdekat. Di sana, ia bertemu dengan rekan kerja yang selamat. Mereka tiba-tiba mendengar suara yang mengarahkan untuk menyelamatkan diri lewat satu pintu.
“Meskipun itu adalah suara laki-laki yang sangat khas, saya tidak pernah bisa memastikan siapa suaranya. Jadi saya menganggapnya sebagai malaikat pelindung,” kata Yates.
Pintu itu ternyata terhubung ke lorong yang tidak terlalu dipenuhi asap. Yates dan rombongannya lalu melewati lorong untuk keluar dari gedung.
Di halaman Pentagon, ia dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit Pusat Washington.
Yates baru tahu Pentagon diserang teroris setelah ia bangun dari perawatan RS dua hari kemudian.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/11/083000865/kisah-penyintas-tragedi-9-11--lari-menuruni-81-lantai-terbakar-parah-dan