Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Ciri-ciri Tempe yang Sebaiknya Tidak Dibeli, Ini Cara Memilihnya

Kompas.com - 02/09/2023, 11:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Cara menyimpan tempe

Setelah mendapatkan tempe yang baik, cara menyimpannya pun juga harus benar supaya masih bisa dikonsumsi di kemudian hari.

Namun dilansir dari Kompas.com (16/9/2020), Chef Aguk Prasetiyo dari Hotel Santika Cirebon memberikan sejumlah tips untuk menyimpan tempe yang baik dan benar, yakni:

1. Tidak terlalu lama menyimpan

Aguk mengatakan, disarankan untuk menyimpan tempe tidak lebih dari dua hari.

Tempe yang terlalu lama disimpan akan mengalami penurunan kualitas yang terlihat dari rasa, tekstur, warna, dan bau.

“Lebih baik cepat diolah maksimal setelah 2 hari tempe tersebut dibeli, karena tempe saat disimpan mengalai proses masak (fermentasi) terus,” papar Aguk.

Meski begitu, kembali lagi kepada kualias tempe yang sudah didapatkan sesuai dengan ciri-ciri yang sudah disebutkan.

Lebih lanjut, berikut rincian cara menyimpan tempe yang baik lainnya:

2. Sebaiknya simpan dalam chiller

Aguk menerangkan bahwa jika tak sempat memasak tempe secara langsung, bisa dimasukkan ke dalam chiller yang bisa disimpan tak lebih dari tiga hari.

Namun penyimpanan di chiller juga akan menimbulkan perubahan dalam segi rasa, tekstur, dan warna.

Sebelum disimpan ke dalam chiller, sebaiknya bungkus tempe dengan plastic wrap untuk menjaga kualitas tempe.

Kemudian, pastikan tak ada lubang dan kedap udara supaya tidak timbul bintik-bintik air yang bisa merusak tekstur tempe.

"Lalu juga tidak disarankan menyimpan tempe di dalam freezer. Sebab tempe akan beku dan ketika tempe dikeluarkan dari freezer warnanya akan berubah menjadi hitam-hitam dan agak busuk," terang Aguk.

Jika terpaksa menyimpan tempe dalam freezer karena tidak ada chiller, sebaiknya simpan hanya selama satu hari.

Tempe yang dikeluarkan dari chiller atau freezer untuk dimasak, sebaiknya diamkan terlebih dahulu di ruang terbuka sampai suhunya sesuai dengan suhu ruangan.

Hal itu bertujuan agar tekstur tempe bisa kembali normal atau tidak terlalu keras.

Baca juga: Benarkah Makan Tahu dan Tempe Sebabkan Asam Urat?

3. Tak perlu dimasak sebelum disimpan

Aguk cenderung menyarankan menyimpan tempe dalam chiller atau freezer dalam keadaan mentah atau tidak dimasak seperti digoreng atau direbus terlebih dahulu.

Agus menjelaskan, hal itu karena mencegah menurunnya kualitas tempe jika sudah masuk dalam proses dimasak.

Sementara, tempe masak yang disimpan chiller atau freezer, harus dimasak atau dihangatkan kembali sebelum disantap.

Sehingga, hal tersebut dapat mengurangi kualitas tempe dua kali lipat.

4. Kukus agar fermentasi berhenti

Menurut Aguk, lebih baik tempe dikukus terlebih dahulu agar proses fermentasinya berhenti.

Sehingga, kedelai dan jamur yang menjadi bahan utama tempe tidak berkembang terus-menerus dan menyebabkan pembusukkan.

Setelah itu, tempe tersebut dikemas dan disimpan dalam chiller atau freezer.

Baca juga: Tahu Vs Tempe, Mana yang Lebih Sehat?

(Sumber: Kompas.com/Krisda Tiofani, Yana Gabriella Wijaya | Editor: Silvita Agmasari, Yuharrani Asiyah)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Tren
Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Tren
Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Tren
Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Tren
Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Tren
Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com