Setelah mendapatkan tempe yang baik, cara menyimpannya pun juga harus benar supaya masih bisa dikonsumsi di kemudian hari.
Namun dilansir dari Kompas.com (16/9/2020), Chef Aguk Prasetiyo dari Hotel Santika Cirebon memberikan sejumlah tips untuk menyimpan tempe yang baik dan benar, yakni:
Aguk mengatakan, disarankan untuk menyimpan tempe tidak lebih dari dua hari.
Tempe yang terlalu lama disimpan akan mengalami penurunan kualitas yang terlihat dari rasa, tekstur, warna, dan bau.
“Lebih baik cepat diolah maksimal setelah 2 hari tempe tersebut dibeli, karena tempe saat disimpan mengalai proses masak (fermentasi) terus,” papar Aguk.
Meski begitu, kembali lagi kepada kualias tempe yang sudah didapatkan sesuai dengan ciri-ciri yang sudah disebutkan.
Lebih lanjut, berikut rincian cara menyimpan tempe yang baik lainnya:
Aguk menerangkan bahwa jika tak sempat memasak tempe secara langsung, bisa dimasukkan ke dalam chiller yang bisa disimpan tak lebih dari tiga hari.
Namun penyimpanan di chiller juga akan menimbulkan perubahan dalam segi rasa, tekstur, dan warna.
Sebelum disimpan ke dalam chiller, sebaiknya bungkus tempe dengan plastic wrap untuk menjaga kualitas tempe.
Kemudian, pastikan tak ada lubang dan kedap udara supaya tidak timbul bintik-bintik air yang bisa merusak tekstur tempe.
"Lalu juga tidak disarankan menyimpan tempe di dalam freezer. Sebab tempe akan beku dan ketika tempe dikeluarkan dari freezer warnanya akan berubah menjadi hitam-hitam dan agak busuk," terang Aguk.
Jika terpaksa menyimpan tempe dalam freezer karena tidak ada chiller, sebaiknya simpan hanya selama satu hari.
Tempe yang dikeluarkan dari chiller atau freezer untuk dimasak, sebaiknya diamkan terlebih dahulu di ruang terbuka sampai suhunya sesuai dengan suhu ruangan.
Hal itu bertujuan agar tekstur tempe bisa kembali normal atau tidak terlalu keras.
Baca juga: Benarkah Makan Tahu dan Tempe Sebabkan Asam Urat?
Aguk cenderung menyarankan menyimpan tempe dalam chiller atau freezer dalam keadaan mentah atau tidak dimasak seperti digoreng atau direbus terlebih dahulu.
Agus menjelaskan, hal itu karena mencegah menurunnya kualitas tempe jika sudah masuk dalam proses dimasak.
Sementara, tempe masak yang disimpan chiller atau freezer, harus dimasak atau dihangatkan kembali sebelum disantap.
Sehingga, hal tersebut dapat mengurangi kualitas tempe dua kali lipat.
Menurut Aguk, lebih baik tempe dikukus terlebih dahulu agar proses fermentasinya berhenti.
Sehingga, kedelai dan jamur yang menjadi bahan utama tempe tidak berkembang terus-menerus dan menyebabkan pembusukkan.
Setelah itu, tempe tersebut dikemas dan disimpan dalam chiller atau freezer.
Baca juga: Tahu Vs Tempe, Mana yang Lebih Sehat?
(Sumber: Kompas.com/Krisda Tiofani, Yana Gabriella Wijaya | Editor: Silvita Agmasari, Yuharrani Asiyah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.