Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara di Indonesia Disorot, Ini Cara Mengatasinya Menurut KLHK dan Pakar

Kompas.com - 20/08/2023, 08:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Pandangan pakar

Terpisah, Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Puji Lestari mengatakan, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk bisa mengatasi polusi udara,

"Secara umum, tentunya pertama kita harus bisa mengetahui sumber polusi udara itu apa, lalu prioritas pengendaliannya," ujar dia kepada Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).

Ia mencontohkan, polusi udara di Jakarta berasal dari polutan PM2,5. Partikel berukuran 2,5 mikron ini berasal dari asap kendaraan, industri, dan pembangkit listrik.

Jika dibiarkan, polutan ini berpotensi menyebabkan gangguan saluran pernapasan, masalah jantung, penurunan fungsi paru-paru, bahkan kematian dini.

"Untuk itu, upaya yang masih punya potensi untuk memperbaiki kualitas udara di Indonesia khususnya di Jakarta dari sektor transportasi," lanjutnya.

Menurut Puji, pemerintah perlu memberlakukan standar emisi yang lebih ketat dari kendaraan maupun industri.

Baca juga: Batuk Jokowi dan Bahaya Polusi Udara bagi Kesehatan...

Selain itu, ia juga menyarankan heavy duty vehicle atau kendaraan seperti truk dialihkan menggunakan kendaraan listrik.

"Pindah mode tranportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi publik," tambah dia.

Puji juga mendorong agar mobil-mobil tua yang cenderung mengeluarkan emisi tinggi untuk diperbaiki.

Selanjutnya, ia menyarankan Electronic Road Pricing (ERP) diterapkan di jalanan. ERP merupakan sistem pengendalian lalu lintas berupa pembayaran bagi pengendara yang melewati jalan tertentu. Contohnya, jalan tol.

"Dari sektor industri dan pembangkit (listrik), penerapan air pollution control  harus terus diawasi dan dimonitor," katanya.

Air pollution control merupakan upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara.

Susi menambahkan, pemerintah juga harus semakin aktif meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com