Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Midun, Bersepeda dari Kota Batu ke Jakarta demi Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 15/08/2023, 18:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Sempat ditentang sejumlah pihak

Sebelum memulai perjalanan, Midun mengungkapkan dirinya sempat mendapatkan penentangan dari banyak pihak, termasuk atasannya di Dinas Pariwisata Batu. Atasannya saat itu meminta Midun tidak berangkat ke Jakarta menggunakan sepeda dan membawa keranda.

"Saya rasa Pak Kadis bukan kemauanya sendiri. Ya wajar semua itu punya kekhawatiranya sendiri," kata Midun.

Tak hanya itu, banyak rekan kerja yang melarangnya pergi. Mereka mengkhawatirkan kondisi dirinya dan rintangan sepanjang perjalanan. Meski begitu, Midun tetatp berangkat karena ia menyebut dirinya berniat baik.

Sementara itu, usaha untuk mencegah keberangakat Midun juga muncul dari keluarganya. Salah satu anaknya sempat dijanjikan mendapatkan rekreasi sekeluarga jika ia berangkat tidak membawa keranda. 

Baca juga: Deretan Protes ke Arema FC Usai Tragedi Kanjuruhan, Kantor Dirusak sampai Bus Dilempar Batu

Didukung suporter bola dan keluarga korban

Pesan yang ditempel oleh Miftahuddin Ramli (52) untuk menyampaikan rasa solidaritasnya bagi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Tertulis pesan agar Pemerintah Indonesia menetapkan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat.KOMPAS.com/Joy Andre T. Pesan yang ditempel oleh Miftahuddin Ramli (52) untuk menyampaikan rasa solidaritasnya bagi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Tertulis pesan agar Pemerintah Indonesia menetapkan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat.
Usaha Midun mendapatkan apresiasi dari para penggemar klub sepak bola Indonesia serta keluarga para korban.

Bonek pendukung klub Persebaya Surabaya ikut mengantarkan Midun menuju Stadion Gelora Bung Tomo. Ia juga diberi kaos dan tempat untuk menginap.

"(Kaos) ini dari arek Suroboyo untuk arek Malang, sebagai simbol kemanusiaan. Semoga bisa menemani (perjalanan), dan menghilangkan rasa dingin," kata Cak Tulus, salah satu tokoh Bonek.

Sementara Ultras Mania pendukung Gresik United juga menyambutnya di stadion mereka. Panser Biru pendukung PSIS Semarang juga mengapresiasi dan mendukung aksi ini.

Dilansir dari Kompas.com (8/8/2023), Midun membawa keranda dalam keadaan kosong untuk menggambarkan korban yang meninggal saat Tragedi Kanjuruhan Malang. Baginya, keranda merupakan simbol kendaraan di akhir hayat.

Namun, banyak warga yang peduli dengan perjalanannya. Mereka pun memberinya barang-barang yang kemudian disimpan di keranda sampai penuh. Tak hanya barang, warga menitipkan pesan atas tragedi tersebut melalui kerandanya.

"Saya berangkat dari rumah itu, keranda itu polos, tapi mereka (keluarga korban Tragedi Kanjuruhan) menitipkan pesan di keranda itu. Itu dari keluarga korban," kata Midun, dilansir dari Kompas.com (14/8/2023).

Kain hitam penutup keranda tersebut bertuliskan "Football Without Violence" atau berarti sepak bola tanpa kekerasan. Ada juga tulisan "Justice for Kanjuruhan" atau keadilan untuk Kanjuruhan. Di bagian depan dan belakang keranda tertulis angka 135 sesuai jumlah korban Tragedi Kanjuruhan.

Sejumlah pesan dari keluarga korban juga digantung dengan kardus di sekeliling sepeda dan keranda. Pesan yang dituliskan antara lain "Tetapkan Tragedi Kanjuruhan Sebagai Pelanggaran HAM Berat !!!"

Baca juga: Menyoroti Perilaku Aparat Kepolisian yang Dianggap Gaduh Saat Mengamankan Sidang Tragedi Kanjuruhan... 

Tiba di SUGBK tapi tidak bisa bawa sepeda masuk

Midun tiba di SUGBK pada Senin (14/8/2023) siang. Namun petugas keamanan stadion tidak membolehkannya masuk ke dalam lapangan membawa sepeda.

”Perjalanan ini berjudul ekspedisi lintas stadion. Selain menjalin silaturahmi dengan kelompok suporter di wilayah yang saya lewati (menuju Jakarta), tujuannya (perjalanan ini) untuk melawan lupa atau merawat ingatan bahwa Tragedi Kanjuruhan belum selesai,” tutur Midun, dikutip dari Kompas.id (14/8/2023).

Karena tidak boleh masuk, ia tampak menghela napas panjang dan tertunduk di depan SUGBK bersama kelompok pendukung klub yang menyambutnya.

Untuk menyelesakan ekspedisi ini, sepedanya sampai harus diperbaiki tiga kali di Semarang, Pemalang, dan Bulungan, Jakarta Selatan. Perbaikan diperlukan untuk mengganti kampas rem dan pengelasan. Walaupun begitu, kondisi sepedanya dalam keadaan baik di SUGBK.

Meski tidak bisa masuk SUGBK, Midun menyatakan ia menemui kelompok penggemar klub sepak bola Indonesia yang berbaik hati membantu dan menyemangatinya. Mereka juga tampak bisa berbaur meskipun mendukung klub bola yang berbeda.

”Rivalitas antarsuporter itu harusnya hanya 90 menit di lapangan. Setelah itu kita semua bersaudara, bagian dari Indonesia,” ujar dia.

(Sumber: Kompas.com/Nugraha Perdana, Michael Hangga Wismabrata, Muchamad Dafi Yusuf, Joy Andre | Editor: Andi Hartik, Ardi Priyatno Utomo, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Tren
Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Tren
Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Tren
Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Tren
Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com