Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Billie Eilish Mengaku Kecanduan Film Porno, Merusak Otak, dan Kerap Alami Mimpi Buruk

Kompas.com - 07/08/2023, 19:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyanyi Billie Eilish mengaku kecanduan menonton film porno sejak usia 11 tahun. Pengakuan Billie Eilish tersebut disampaikannya dalam acara Howard Stern Show di radio Sirius XM.

"Saya pikir film porno adalah aib. Saya dulu sering menonton film porno, jujur saja. Saya mulai menonton film porno ketika saya berusia 11 tahun," kata dia dikutip dari The Guardian.

Dia mengungkapkan bahwa kecanduannya akan film porno membuat otaknya rusak dan tak jarang ia mengalami mimpi buruk karena beberapa konten yang ditontonnya sangat keras dan kasar.

"Saya pikir itu benar-benar menghancurkan otak saya dan saya merasa sangat hancur karena saya terpapar begitu banyak film porno," tambahnya.

Eilish mengatakan bahwa dia sekarang marah pada dirinya sendiri karena berpikir bahwa tidak apa-apa untuk menonton begitu banyak film porno.

Baca juga: Pria India Pukuli Anak karena Mengira Logo X Twitter di Ponselnya Situs Porno

Pornografi memengaruhi perilaku anak-anak

Dilansir dari BBC, menurut komisaris anak-anak di Inggris Dame Rachel De Souza mengatakan bahwa pornografi dapat memengaruhi perilaku anak usia 8 tahun.

"Anak-anak melihat pornografi terlalu muda, kebanyakan dari mereka pada usia 13 tahun, tetapi beberapa di antaranya melihatnya pada usia delapan atau sembilan tahun," kata Dame Rachel De Souza.

Sebagian besar anak-anak pertama kali melihat pornografi di media sosial dan perusahaan teknologi harus berbuat lebih banyak untuk menghapus gambar-gambar tersebut.

Dame Rachel juga telah menerbitkan sebuah laporan tentang pengaruh pornografi terhadap perilaku seksual yang berbahaya di kalangan anak-anak.

"Pada tingkat yang paling serius, anak-anak menggunakan bahasa pornografi yang penuh kekerasan dan hal ini mempengaruhi perilaku mereka," katanya.

Baca juga: Ramai soal Nonton Film Porno Membuat Rambut Cepat Panjang, Ini Penjelasan Dokter

Dampak pornografi pada anak

Psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo menyampaikan, kecanduan film porno dapat membuat produksi hormon dopamin pada otak meningkat.

Menurutnya, jumlah hormon dopamin pada orang yang ketagihan pornografi akan terus meningkat. Awalnya, ia akan merasa cukup menonton satu adegan porno. Tapi besoknya, adegan itu tidak memberikan efek kepuasan. Dia lalu harus mencari tontonan porno lainnya.

"Akibatnya, seseorang menjadi ketagihan dan hormon dopamin dalam otak akan semakin banyak. Kalau terlalu banyak, dopamin akan membanjiri PFC," ujar Christine kepada Kompas.com, Senin (7/8/2023).

PFC (Pre Frontal Cortex) adalah kontrol di area kortikal pada otak bagian depan yang mengatur fungsi kognitif dan emosi.

Bagian otak ini juga berfungsi dalam proses berpikir yang merencanakan masa depan seseorang, sehingga saat anak kehilangan fungsi PFC ini, maka anak dikatakan kehilangan sistem rem otak.

Sehingga, dalam hal ini anak tidak akan mampu mengontrol pikiran dan perilakunya.

"Saat PFC rusak, kepribadian orang itu jadi terganggu. Kalau dulu dia bisa mengambil keputusan, lama-lama dia jadi sulit mengambil keputusan dan tidak tahu baik-buruk," kata dia.

"Jadi dia akan melakukan hal-hal berisiko, misalnya mabuk, mengebut, bolos sekolah, tidak bekerja, korupsi, karena PFC-nya rusak jadi tidak bisa membandingkan baik-buruk," tambahnya.

Baca juga: Ramai soal Nonton Film Porno Disebut Buat Aura Jadi Gelap, Psikolog: Hati-hati Efek Kebanjiran Dopamin!

Halaman:

Terkini Lainnya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com