Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Foto dan Video Dokumentasi Saat Perang Diambil?

Kompas.com - 04/08/2023, 14:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Proses foto tidak mudah

Dibandingkan dengan sekarang, pengambilan foto di masa perang dilakukan dengan kamera kuno yang jauh lebih sulit.

Dikutip dari CBS News (8/7/2013), fotografi lebih mudah dilakukan di perang wilayah utara daripada selatan. Hal ini karena pasokan bahan pembuat foto lebih mudah didapat di utara.

Untuk mengambil foto, objek dan subjeknya harus dalam posisi duduk atau berdiri diam selama delapan detik. Karena itu, foto hanya bisa diambil sebelum atau setelah pertempuran.

Kamera tidak akan bisa menangkap gerakan cepat di tengah pertempuran.

Walau pembuatannya sulit, harga foto saat itu cenderung murah. Foto dihargai 50 sampai 75 sen dengan wadah kotak. Sementara harga lima sampai sepuluh sen untuk foto yang dicetak seperti kartu pos.

Baca juga: Mengapa Wajah Terlihat Lebih Cantik di Cermin daripada di Foto?

Hasil foto saat perang

Fotografi selama perang, terutama Perang Dunia I berkembang berkat pembuatan lensa kaca dan perkembangan bidang kimia pada 1850.

Di abad tersebut, kamera diproduski secara massal yang memungkinkan pengguna mengambil foto dan mengirim isi filmnya untuk diproses.

Dikutip dari Battlefields (16/11/2020), teknik Daguerreotype awalnya digunakan untuk menghasilkan lembaran foto. Proses ini menggunakan pelat tembaga berlapis perak iodida yang disinari cahaya kamera, diasap dengan uap merkuri, dan dibuat permanen dengan larutan garam.

Sayangnya, langkah ini hanya menghasilkan satu gambar saja. Karena itu, dikembangkan teknik pelat basah. Hasil foto berbentuk lembaran hitam dicetak pada kertas peka cahaya di bawah sinar Matahari.

Selain itu, ada juga seniman yang menggunakan cetakan negatif untuk ukiran kayu yang kemudian dicetak massal lewat surat kabar.

Fotografi perang kemudian semakin populer pada 1914. Hasil foto yang muncul dalam surat kabar bahkan diambil oleh fotografer profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com