Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Banyak Negara Merdeka Bulan Juli-Agustus? Ini Kata Ahli Sejarah Universitas Yale

Kompas.com - 03/08/2023, 11:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Kenapa banyak negara merdeka di Juli-September

Ahli sejarah di Universitas Yale, Steven Pincus mengatakan mayoritas negara memilih memulai revolusi kemerdekaan, mendeklarasikan merdeka, atau mengadakan referendum pemisahan diri pada musim panas.

Periode musim panas umumnya berawal pada Juni hingga September di belahan Bumi utara sementara Desember hingga Maret di Bumi bagian selatan.

Periode Juli, Agustus, dan September termasuk bulan terpanas dan terkering dalam setahun di negara yang mengalami musim panas.

“Kondisi panas mungkin membuat orang gelisah,” kata Pincus dikutip dari National Post (7/7/2016).

Sebaliknya, bulan November, Desember, dan Januari umumnya terasa dingin. Pada periode ini disebutkan hanya 18 persen negara dunia yang merayakan kemerdekaan.

Baca juga: Belanda Resmi Akui 17 Agustus 1945 sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia

Perang terjadi saat cuaca hangat

Pincus menyebutkan, di abad 20, peperangan demi mencapai kemerdekaan lebih sering terjadi saat cuaca hangat.

Akibatnya, kemenangan hampir pasti jatuh sebelum musim gugur atau pada periode September-November di utara dan Maret-Mei di selatan.

Pincus menyakini, para pejuang kemerdekaan akan bersikap lebih agresif di bawah suhu panas. Sebagai contoh, kerusuhan yang melanda Amerika Serikat pada 1967 terjadi di tengah suhu 27 derajat.

Selain itu, menurutnya, musim panas memudahkan negara-negara mengadakan perjanjian.

Laut yang tenang, ruang pertemuan yang tidak berangin, dan jalan raya yang bersih dari salju atau lumpur memudahkan mobilitas para pejuang.

“Oleh karena itu, sebagian besar asosiasi politik bertemu musim semi hingga musim gugur,” kata Pincus.

Dia mencontohkan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli jatuh pertepatan saat Kongres Kontinental berkumpul untuk menandatangani Deklarasi Kemerdekaan melawan Britania Raya.

Baca juga: Mengapa Bung Karno Ngotot Proklamasi Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus?

Tidak selalu di musim panas

Meski banyak negara yang merdeka di tengah cuaca hangat bulan Juli hingga September, sejumlah negara di bagian selatan merdeka saat dilanda musim dingin.

Argentina yang merdeka pada 9 Juli 1816 tengah mengalami musim dingin di Bumi belahan selatan.

Estonia yang merdeka pada 24 Februari 1918 dan Serbia yang merayakan hari nasional pada 15 Februari 1804 masih dilanda salju.

Ada juga Pakistan yang merdeka pada 14 Agustus dengan alasan supaya Lord Mountbatten, raja muda terakhir India, dapat menghadiri perayaan di negara tersebut sehari setelah hari ulang tahun India 15 Agustus.

Terlepas dari itu, tanggal 1 Juli tetap menjadi salah satu hari yang paling banyak dirayakan sebagai hari kemerdekaan. Burundi, Somalia dan Rwanda sama-sama merayakan kemerdekaan pada hari tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com