Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga merayakan kemerdekaan di bulan Agustus. Seperti Korea Selatan dan Korea Utara yang merdeka 15 Agustus dan Singapura di 9 Agustus.
Tidak hanya di bulan Agustus, mayoritas negara dunia mengalami peristiwa kemerdekaan pada bulan Juli hingga September. Berikut rinciannya.
Hari kemerdekaan negara dunia
Dilansir dari Thought Co. (20/10/2018), ada sekitar 196 negara di dunia. Beberapa di antaranya, mayoritas merdeka pada periode Juli-September. Berikut rinciannya.
Juli: total 22 negara
Agustus: total 24 negara
September: total 25 negara
Di sisi lain, 14 negara merdeka pada Januari, 9 negara di Februari, 10 negara pada Maret, 6 di April, 13 negara saat Mei, 14 di Juni, 16 negara di Oktober, 13 negara di November, dan 8 di Desember.
Jika dibandingkan dengan Juli, Agustus, dan September, lebih sedikit negara yang merdeka di bulan lainnya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Kenapa banyak negara merdeka di Juli-September
Ahli sejarah di Universitas Yale, Steven Pincus mengatakan mayoritas negara memilih memulai revolusi kemerdekaan, mendeklarasikan merdeka, atau mengadakan referendum pemisahan diri pada musim panas.
Periode musim panas umumnya berawal pada Juni hingga September di belahan Bumi utara sementara Desember hingga Maret di Bumi bagian selatan.
Periode Juli, Agustus, dan September termasuk bulan terpanas dan terkering dalam setahun di negara yang mengalami musim panas.
“Kondisi panas mungkin membuat orang gelisah,” kata Pincus dikutip dari National Post (7/7/2016).
Sebaliknya, bulan November, Desember, dan Januari umumnya terasa dingin. Pada periode ini disebutkan hanya 18 persen negara dunia yang merayakan kemerdekaan.
Akibatnya, kemenangan hampir pasti jatuh sebelum musim gugur atau pada periode September-November di utara dan Maret-Mei di selatan.
Pincus menyakini, para pejuang kemerdekaan akan bersikap lebih agresif di bawah suhu panas. Sebagai contoh, kerusuhan yang melanda Amerika Serikat pada 1967 terjadi di tengah suhu 27 derajat.
Selain itu, menurutnya, musim panas memudahkan negara-negara mengadakan perjanjian.
Laut yang tenang, ruang pertemuan yang tidak berangin, dan jalan raya yang bersih dari salju atau lumpur memudahkan mobilitas para pejuang.
“Oleh karena itu, sebagian besar asosiasi politik bertemu musim semi hingga musim gugur,” kata Pincus.
Dia mencontohkan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli jatuh pertepatan saat Kongres Kontinental berkumpul untuk menandatangani Deklarasi Kemerdekaan melawan Britania Raya.
Tidak selalu di musim panas
Meski banyak negara yang merdeka di tengah cuaca hangat bulan Juli hingga September, sejumlah negara di bagian selatan merdeka saat dilanda musim dingin.
Argentina yang merdeka pada 9 Juli 1816 tengah mengalami musim dingin di Bumi belahan selatan.
Estonia yang merdeka pada 24 Februari 1918 dan Serbia yang merayakan hari nasional pada 15 Februari 1804 masih dilanda salju.
Ada juga Pakistan yang merdeka pada 14 Agustus dengan alasan supaya Lord Mountbatten, raja muda terakhir India, dapat menghadiri perayaan di negara tersebut sehari setelah hari ulang tahun India 15 Agustus.
Terlepas dari itu, tanggal 1 Juli tetap menjadi salah satu hari yang paling banyak dirayakan sebagai hari kemerdekaan. Burundi, Somalia dan Rwanda sama-sama merayakan kemerdekaan pada hari tersebut.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/03/113000665/kenapa-banyak-negara-merdeka-bulan-juli-agustus-ini-kata-ahli-sejarah