Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Banyak Negara Merdeka Bulan Juli-Agustus? Ini Kata Ahli Sejarah Universitas Yale

Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga merayakan kemerdekaan di bulan Agustus. Seperti Korea Selatan dan Korea Utara yang merdeka 15 Agustus dan Singapura di 9 Agustus.

Tidak hanya di bulan Agustus, mayoritas negara dunia mengalami peristiwa kemerdekaan pada bulan Juli hingga September. Berikut rinciannya.

Hari kemerdekaan negara dunia

Dilansir dari Thought Co. (20/10/2018), ada sekitar 196 negara di dunia. Beberapa di antaranya, mayoritas merdeka pada periode Juli-September. Berikut rinciannya. 

Juli: total 22 negara

  1. 1 Juli 1867: Kanada
  2. 1 Juli 1960: Somalia
  3. 1 Juli 1962: Burundi
  4. 1 Juli 1962: Rwanda
  5. 4 Juli 1776: Amerika Serikat
  6. 5 Juli 1962: Aljazair
  7. 5 Juli 1811: Venezuela
  8. 5 Juli 1975: Cape Verde
  9. 6 Juli 1975: Komoro
  10. 6 Juli 1964: Malawi
  11. 7 Juli 1978: Kepulauan Solomon
  12. 9 Juli 1816: Argentina
  13. 9 Juli 2011: Sudan Selatan
  14. 10 Juli 1973: Bahama
  15. 12 Juli 1975: Sao Tome-Principe
  16. 12 Juli 1979: Kiribati
  17. 20 Juli 1810: Kolombia
  18. 26 Juli 1847: Liberia
  19. 26 Juli 1960: Madagaskar
  20. 26 Juli 1965: Maladewa
  21. 28 Juli 1821: Peru
  22. 30 Juli 1980: Vanuatu

Agustus: total 24 negara

  1. 1 Agustus 1291: Swiss
  2. 1 Agustus 1960: Benin
  3. 3 Agustus 1960: Niger
  4. 5 Agustus 1960: Burkina Faso
  5. 6 Agustus 1825: Bolivia
  6. 6 Agustus 1962: Jamaika
  7. 7 Agustus 1960: Pantai Gading
  8. 8 Agustus 1949: Butan
  9. 9 Agustus 1965: Singapura
  10. 11 Agustus 1960: Chad
  11. 13 Agustus 1960: Republik Afrika Tengah
  12. 14 Agustus 1947: Pakistan
  13. 15 Agustus 1947: India
  14. 15 Agustus 1945: Korea Utara
  15. 15 Agustus 1945: Korea Selatan
  16. 15 Agustus 1960: Republik Demokratik Kongo
  17. 15 Agustus 1971: Bahrain
  18. 16 Agustus 1960: Siprus
  19. 17 Agustus 1960: Gabon
  20. 17 Agustus 1945: Indonesia
  21. 19 Agustus 1919: Afghanistan
  22. 25 Agustus 1825: Uruguay
  23. 31 Agustus 1957: Malaysia
  24. 31 Agustus 1962: Trinidad-Tobago

September: total 25 negara

  1. 1 September 1991: Uzbekistan
  2. 2 September 1945: Vietnam
  3. 3 September 1971: Qatar
  4. 6 September 1968: Eswatini
  5. 6 September 1991: Latvia
  6. 7 September 1822: Brasil
  7. 8 September 1991: Macedonia Utara
  8. 9 September 1991: Tajikistan
  9. 15 September 1821: Kosta Rika
  10. 15 September 1821: El Salvador
  11. 15 September 1821: Guatemala
  12. 15 September 1821: Honduras
  13. 15 September 1821: Nikaragua
  14. 16 September 1975: Papua Nugini
  15. 16 September 1810: Meksiko
  16. 18 September 1810: Chile
  17. 19 September 1983: Saint Kitss-Nevis
  18. 21 September 1964: Malta
  19. 21 September 1991: Armenia
  20. 21 September 1981: Belize
  21. 22 September 1960: Mali
  22. 23 September 1932: Arab Saudi
  23. 24 September 1973: Guinea-Bissau
  24. 26 September 1907: Selandia Baru
  25. 30 September 1966: Botswana. 

Di sisi lain, 14 negara merdeka pada Januari, 9 negara di Februari, 10 negara pada Maret, 6 di April, 13 negara saat Mei, 14 di Juni, 16 negara di Oktober, 13 negara di November, dan 8 di Desember.

Jika dibandingkan dengan Juli, Agustus, dan September, lebih sedikit negara yang merdeka di bulan lainnya. Mengapa hal ini bisa terjadi?


Kenapa banyak negara merdeka di Juli-September

Ahli sejarah di Universitas Yale, Steven Pincus mengatakan mayoritas negara memilih memulai revolusi kemerdekaan, mendeklarasikan merdeka, atau mengadakan referendum pemisahan diri pada musim panas.

Periode musim panas umumnya berawal pada Juni hingga September di belahan Bumi utara sementara Desember hingga Maret di Bumi bagian selatan.

Periode Juli, Agustus, dan September termasuk bulan terpanas dan terkering dalam setahun di negara yang mengalami musim panas.

“Kondisi panas mungkin membuat orang gelisah,” kata Pincus dikutip dari National Post (7/7/2016).

Sebaliknya, bulan November, Desember, dan Januari umumnya terasa dingin. Pada periode ini disebutkan hanya 18 persen negara dunia yang merayakan kemerdekaan.

Akibatnya, kemenangan hampir pasti jatuh sebelum musim gugur atau pada periode September-November di utara dan Maret-Mei di selatan.

Pincus menyakini, para pejuang kemerdekaan akan bersikap lebih agresif di bawah suhu panas. Sebagai contoh, kerusuhan yang melanda Amerika Serikat pada 1967 terjadi di tengah suhu 27 derajat.

Selain itu, menurutnya, musim panas memudahkan negara-negara mengadakan perjanjian.

Laut yang tenang, ruang pertemuan yang tidak berangin, dan jalan raya yang bersih dari salju atau lumpur memudahkan mobilitas para pejuang.

“Oleh karena itu, sebagian besar asosiasi politik bertemu musim semi hingga musim gugur,” kata Pincus.

Dia mencontohkan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli jatuh pertepatan saat Kongres Kontinental berkumpul untuk menandatangani Deklarasi Kemerdekaan melawan Britania Raya.

Tidak selalu di musim panas

Meski banyak negara yang merdeka di tengah cuaca hangat bulan Juli hingga September, sejumlah negara di bagian selatan merdeka saat dilanda musim dingin.

Argentina yang merdeka pada 9 Juli 1816 tengah mengalami musim dingin di Bumi belahan selatan.

Estonia yang merdeka pada 24 Februari 1918 dan Serbia yang merayakan hari nasional pada 15 Februari 1804 masih dilanda salju.

Ada juga Pakistan yang merdeka pada 14 Agustus dengan alasan supaya Lord Mountbatten, raja muda terakhir India, dapat menghadiri perayaan di negara tersebut sehari setelah hari ulang tahun India 15 Agustus.

Terlepas dari itu, tanggal 1 Juli tetap menjadi salah satu hari yang paling banyak dirayakan sebagai hari kemerdekaan. Burundi, Somalia dan Rwanda sama-sama merayakan kemerdekaan pada hari tersebut.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/03/113000665/kenapa-banyak-negara-merdeka-bulan-juli-agustus-ini-kata-ahli-sejarah

Terkini Lainnya

Teknologi Geospasial untuk Kota Cerdas IKN

Teknologi Geospasial untuk Kota Cerdas IKN

Tren
Kapan Idul Adha 2024? Ini Menurut Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU

Kapan Idul Adha 2024? Ini Menurut Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU

Tren
PLN Ungkap Penyebab Listrik Sumatera Berhari-hari Padam, Warga Rugi Jutaan Rupiah

PLN Ungkap Penyebab Listrik Sumatera Berhari-hari Padam, Warga Rugi Jutaan Rupiah

Tren
Alasan Muhammadiyah Alihkan Dana Simpanannya dari BSI ke Bank Lain

Alasan Muhammadiyah Alihkan Dana Simpanannya dari BSI ke Bank Lain

Tren
Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Hutan Kamboja via Google Maps, Ini Faktanya

Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Hutan Kamboja via Google Maps, Ini Faktanya

Tren
Kronologi Kompleks Kejagung Diduga Diintai Drone, Selang 2 Minggu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Kronologi Kompleks Kejagung Diduga Diintai Drone, Selang 2 Minggu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Tren
Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Tren
10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Tren
Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Tren
Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

Tren
Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tren
Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke