Meski rem kendaraan yang panas tidak boleh disiram air. Zainal mengatakan, ada risiko negatif yang akan dialami kendaraan saat remnya terlalu panas.
"Sesuai dengan bahan yang digunakan pada (pembuatan) kampas rem, maka akan terjadi perubahan pada resinnya sehingga (rem) akan meleleh dan mengeras sehingga menjadi licin," jelas dia.
Kondisi ini muncul akibat gesekan antara tromol rem dan kampas rem akan menyebabkan panas berlebihan.
Temperatur panas membuat permukaan kampas rem mengeras sehingga gesekan rem menjadi terlalu rendah. Akibatnya, permukaan rem menjadi licin.
Jika hal tersebut dibiarkan, daya gesek rem akan berkurang sehingga berisiko menyebabkan kegagalan pengereman dan lama-kelamaan membuat rem tidak berfungsi dengan baik.
"Sehingga permukaannya (rem) harus digosok atau digergaji atau bahkan diganti," tambahnya.
Baca juga: Mitos Goyang-goyang Motor Saat Isi Bensin yang Berujung Kebakaran
Zainal menjelaskan, pengendara umumnya sering menarik rem utama untuk mengurangi kecepatan kendaraan di jalan turun. Kenyataannya, tindakan ini berisiko membuat rem tambah panas.
Untuk mengatasi rem motor yang terlalu panas, Zainal menyarankan agar pengendara harus menunggu kendaraannya dingin sebelum melanjutkan perjalanan.
"Kalau rem panas, tentunya ditunggu hingga dingin, atau dengan mengubah pola pengendaraan khususnya pola pengereman," lanjutnya.
Perubahan cara mengerem kendaraan yang turun ini berarti pengendara tidak menggunakan rem utama seperti rem trombol dan cakram saat jalan turunan.
Sebaliknya, pengendara motor dapat memperlambat laju kendaraan dengan menggunakan rem mesin.
"Kita dapat menggunakan rem mesin dengan cara mengurangi tingkat kecepatan atau mengurangi injakan pedal gas, sehingga putaran motor menurun," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.