Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Pertama Kali, Populasi Jepang Menurun di Seluruh Prefektur, Jumlah Warga Asing Meningkat

Kompas.com - 28/07/2023, 16:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya Jepang mencatat angka penurunan populasi di seluruh prefektur sejak 2022.

Data itu dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi pada Rabu (26/7/2023).

Mengacu pada data tersebut, jumlah orang Jepang turun sekitar 511.000 orang menjadi 122,42 juta selama 14 tahun.

Penurunan jumlah populasi itu terjadi karena angka kelahiran terus rendah sejak 2008.

Menurut Taipei Times, data kematian penduduk Jepang mencapai rekor tertinggi, yakni lebih dari 1,56 juta.

Sementara hanya ada 771.000 kelahiran di negera itu. Untuk pertama kalinya, bayi yang lahir di negara itu di bawah 800.000.

Puncaknya, angka kelahiran terendah mencapai rekor pada 2022 lalu.

Diketahui, Jepang memiliki 47 prefektur. Dikutip dari Grid, Jepang membagi wilayahnya dengan istilah prefektur. Istilah ini merupakan nama lain dari provinsi.

Baca juga: Kisahkan Pembuat Bom Atom, Oppenheimer Bakal Tayang di Jepang?

Angka migran naik

Di sisi lain, jumlah penduduk asing di Negeri Sakura itu naik hampir 3 juta orang.

Angka itu meningkat 10,7 persen dari tahun sebelumnya.

Dilansir dari Reuters, data tersebut menunjukkan masyarakat Jepang menua, sementara warga negara asing memainkan peran yang semakin besar di negara tersebut.

Kenaikan jumlah warga asing dimulai pada 1 Januari 2020, tepat sebelum pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh dunia. Sata itu, terdapat 2,87 juta orang asing yang tinggal di Jepang.

Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan berbagai cara, termasuk mempekerjakan lebih banyak perempuan.

"Untuk mengamankan tenaga kerja yang stabil, pemerintah akan mendorong reformasi pasar tenaga kerja untuk memaksimalkan lapangan kerja perempuan, orang tua dan lainnya," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno.

Baca juga: Remaja Kanada Ukir Namanya di Kuil Kuno Jepang Berusia 1.200 Tahun

Upaya pemerintah Jepang

Penurunan populasi menjadi salah satu hal yang tidak disukai oleh suatu negara.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut tren ini sebagai krisis dan berjanji untuk mengatasinya.

Namun, kebijakan nasional sejauh ini dinilai gagal mengatasi penurunan populasi.

Fumio Kishida telah menjadikan masalah penurunan tingkat kelahiran sebagai prioritas utama dan pemerintahnya.

Meskipun memiliki tingkat utang yang tinggi, dia berencana mengalokasikan 3,5 triliun yen atau sekitar Rp 375 Triliun per tahun untuk perawatan anak dan langkah-langkah lain untuk mendukung orangtua.

Baca juga: Rahasia Orang Jepang Bisa Berumur Panjang

Populasi di Jepang

Dikutip dari The Guardian, populasi lansia di Jepang sudah mempengaruhi hampir setiap aspek masyarakat.

Lebih dari separuh kotamadya ditetapkan sebagai distrik yang tidak berpenghuni, sekolah ditutup dan lebih dari 1,2 juta usaha kecil memiliki pemilik berusia sekitar 70 tahun tanpa penerus.

Di sisi lain, mayoritas Yakuza berusia di atas 50 tahun dan sekarang ada lebih banyak gangster di usia 70-an daripada di usia 20-an.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com