Sri Anggrahini juga mengungkapkan bahwa tanaman yang mengandung sianida tidak hanya kluwek.
"Hal ini seperti yang terjadi pada gadung dan ubi kayu karet yang kandungan sianidanya tinggi sehingga memabukkan atau meracuni," jelasnya.
Berbeda dari pengolahan kluwek, ia menyebut umbi-umbian tersebut cukup dimasak sampai matang sebelum dikonsumsi.
"Untuk ubi, dikupas, dicuci, direbus atau digoreng," lanjutnya.
Sri Anggrahini menambahkan, ubi kayu karet yang digunakan untuk pembuatan tepung aci atau tapioka biasanya juga tidak boleh dikonsumsi secara langsung.
"Kalau (ubi kayu yang) biasa dimakan juga ada HCN-nya (hidrogen sianida) tetapi lebih kecil kandungannya," tambah dia.
Di sisi lain, ia menyebut sianida larut dalam air sehingga air bekas mencucinya tetap dapat beracun bagi manusia.
Adapun batas kandungan sianida yang dapat menyebabkan keracunan sebesar lebih dari 0,5 mg/L .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.