Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tips Sederhana untuk Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain

Kompas.com - 17/07/2023, 09:45 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com- Membandingkan diri sendiri dengan orang lain bisa berdampak positif, seperti memberi motivasi untuk perbaikan diri atau menginspirasi Anda untuk berubah.

Namun, tidak jarang hal ini juga bisa membuat Anda berkecil hati, memisahkan diri, dan melihat segala sesuatu menjadi salah dengan diri Anda.

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah cara seseorang mengukur dirinya terhadap orang lain dalam kehidupan sosial.

Bisa berupa membandingkan dirinya dengan seseorang yang dinilai lebih baik, seseorang yang dianggap lebih rendah statusnya, atau dengan seseorang dianggap setara.

Baca juga: 10 Hal Sederhana yang Bisa Anda Lakukan Saat Merasa Kesepian


Dilansir dari laman Better Help, berikut beberapa dampak negatif dari membandingkan diri sendiri dengan orang lain:

  • Membuat Anda selalu memikirkan kekurangan diri
  • Cenderung menjadi kurang percaya diri
  • Merasa iri hati dengan yang apa yang dimiliki oleh orang lain
  • Membuat perbandingan yang tidak realistis
  • Memperbesar ketidaksempurnaan
  • Terperangkap ilusi yang selalu menganggap orang lain sempurna
  • Cenderung merasa hidup tidak adil
  • Dapat mengubah teman menjadi saingan.

Baca juga: 5 Kebiasaan Positif yang Membuat Anda Lebih Menghargai Hal-hal Kecil

Lantas, bagaimana cara untuk bisa berhenti membandingkan diri dengan orang lain?

Tips berhenti membandingkan diri dengan orang lain

Ilustrasi dampak negatif membnadingkan diri sendiri dengan orang lain.iStockphoto/fizkes Ilustrasi dampak negatif membnadingkan diri sendiri dengan orang lain.

Dilansir dari laman Healthline, berikut adalah beberapa tips sederhana untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain:

1. Identifikasi pemicu spesifik

Cobalah untuk menentukan kapan rasa iri itu muncul. Apakah saat Anda menelusuri lini masa media sosialnya atau ketika mendengar sahabat Anda mendapatkan sesuatu.

Gunakan pengamatan ini untuk belajar tentang diri Anda. Pahami bagaimana perasaan ini berdampak negatif pada Anda, dan itu hanya membuang-buang waktu.

Baca juga: Apa Itu Toxic Positivity? Berikut Pengertian dan Dampaknya

2. Belajar bersyukur

Hampir tidak ada emosi negatif ketika Anda bersyukur atas apa yang dimiliki. Untuk berhenti membandingkan diri Anda dengan orang lain, pertimbangkan untuk belajar lebih bersyukur.

Luangkan beberapa saat (sebaiknya di awal hari) untuk menuliskan semua hal yang Anda syukuri, agar tahu bahwa Anda memiliki banyak alasan untuk bersyukur.

Ketika Anda tergelincir ke dalam perasaan ragu-ragu itu, bacalah beberapa catatan dari toples untuk mengingatkan diri Anda tentang hal-hal positif dalam hidup.

Baca juga: 10 Kebiasaan Positif yang Bisa Membuat Anda Selalu Bahagia, Apa Saja?

3. Dokumentasikan pencapaian Anda

Saat membandingkan diri Anda dengan orang lain, Anda akan fokus pada apa yang mereka miliki dan mengabaikan apa yang Anda miliki.

Coba buat daftar pencapaian Anda, baik besar atau kecil, selama itu adalah sesuatu yang Anda banggakan. Renungkan daftar itu dan tempelkan di mana Anda dapat melihatnya setiap hari.

Baca juga: 6 Cara Sederhana untuk Mengatasi Toxic Positivity, Apa Saja?

4. Jadilah sahabat terbaik Anda sendiri

Sering kali, Anda memperlakukan orang lain lebih baik daripada memperlakukan diri sendiri. Oleh karena itu, cobalah untuk memeriksa self-talk Anda.

Apakah Anda sering mengkritik diri sendiri pada saat-saat membandingkan diri Anda dengan orang lain?

Jika iya, langkah pertama untuk menjadi sahabat Anda sendiri adalah berhenti menyalahkan diri sendiri. Kemudian mulailah mengakui dan menghargai kemampuan Anda sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com