Dikutip dari Kompas.com, Sabtu, sejumlah 132 karya seni Pita Maha rencananya akan dikembalikan dari Belanda ke Tanah Air.
Pemerintah Belanda juga akan menyerahkan satu buah keris asal Klungkung, Bali, kembali ke Indonesia.
Selain benda berharga dari Bali, Belanda juga akan mengembalikan total empat arca dari era Singasari.
Arca-arca tersebut berasal dari kompleks candi Hindu-Buddha dari Singasari, dekat Malang, Jawa Timur.
Berasal dari akhir abad ke-13, empat arca tersebut sempat menjadi koleksi nasional yang dikelola Museum Nasional Kebudayaan Dunia di Belanda.
Koleksi selanjutnya yang akan dikembalikan, yakni sejumlah 335 "harta karun Lombok" atau benda berupa batu permata, batu mulia, emas, dan perak dari Kerajaan Lombok.
Merujuk pada catatan sejarah, ratusan kilogram emas, perak, dan permata itu dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara dan desa sekitarnya usai berakhirnya Perang Lombok pada 1894.
Sementara itu, Bonnie mengungkapkan, empat koleksi lain yang diminta Indonesia masih dalam proses penelitian.
"Sedang proses penelitian. Karena pemulangan ini sejatinya hasil dari penelitian berdasarkan keilmuan yang melibatkan para ahli dari kedua negara," tuturnya.
Baca juga: Sejarah Hukum Pidana di Indonesia, dari Sebelum Penjajahan hingga Berlakunya KUHP Warisan Belanda
Sebelumnya pada 2020, Belanda telah mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro dalam kunjungan Raja dan Ratu ke Indonesia.
Pada 2019, Belanda juga memulangkan 1.500 benda budaya Indonesia dari Museum Nusantara di Delft yang ditutup akibat keterbatasan dana.
Selain Indonesia, Belanda akan mengembalikan meriam perunggu abad ke-18 milik Sri Lanka, yang saat ini dipajang di Rijksmuseum Amsterdam.
Meriam mewah tersebut dianggap sebagai hadiah dari bangsawan Sri Lanka kepada Raja Kandy pada 1740-an, dan diyakini telah jatuh ke tangan Belanda pada 1765.
"Kami tidak hanya mengembalikan obyek, kami juga memulai periode kerja sama yang lebih erat dengan Indonesia dan Sri Lanka di bidang-bidang seperti penelitian koleksi, presentasi, dan pertukaran antarmuseum," pungkas Uslu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.