Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tantan Hermansah
Dosen

Pengajar Sosiologi Perkotaan UIN Jakarta

Generasi Tanpa Kenangan

Kompas.com - 10/06/2023, 10:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA masa lalu di antara kategori orang-orang yang disebut sebagai cerdas dan pintar adalah mereka yang kemudian bisa mengaktifkan memori otak dan pikirannya untuk menyimpan beragam informasi yang dikumpulkannya.

Koleksi informasi tersebut kemudian diaktifkan kembali sesuai keinginannya. Ketika dia mampu memproses setiap informasi itu menjadi sesuatu, misalnya ide, konsep, bahkan teori dan model, maka orang itu kemudian sering dicap sebagai sosok yang jenius.

Dalam konteks ini kemampuan seseorang menyimpan informasi di memori otaknya menjadi sangat penting.

Meski yang disebut sebagai kecerdasan bukan hanya menyimpan informasi, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan mengaktifkannya kapan pun, menjadi sangat penting dalam konteks membangun ilmu pengetahuan.

Informasi dalam kepala merupakan sumber daya ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi berguna dan bermanfaat ketika mampu diolah menjadi sesuatu yang baru.

Namun hari ini kita menghadapi satu era di mana teknologi mampu melayani sebagian dari kebutuhan untuk menjadi orang yang terkategori cerdas dan pintar tersebut.

Jika dulu seseorang harus mengingat beragam informasi yang dia dapatkan untuk kemudian diolah, maka saat ini mungkin sebagiannya bisa disimpan pada drive di awan atau cloud.

Informasi yang tersimpan yang sangat banyak itu kemudian bisa dipanggil diaktifkan untuk diproses menjadi beragam ilmu pengetahuan.

Selain dengan ilmu pengetahuan, manusia juga hidup dengan dan dalam apa yang disebut sebagai “kenangan”.

Apa itu kenangan?

Kenangan merupakan satu set data yang terkumpul baik sengaja atau tidak disengaja melalui perangkat indrawi manusia.

Karena itu basis pengumpulan data kenangan bisa melalui beragam tools atau alat yang disediakan Tuhan pada manusia, maka wajar jika kemudian ada kenangan yang berbasis indera penglihatan.

Contohnya seperangkat tempat atau suatu tempat yang indah dan mengesankan. Tempat yang indah merupakan hasil dari interaksi antara pengetahuan di dalam otak manusia yang dikonfirmasi melalui pandangan.

Ada juga kenangan yang basis pengumpulan datanya melalui lidah atau alat pengecap. Seperangkat ilmu pengetahuan yang ada di otak itu kemudian memberikan makna terhadap barang yang dirasakan oleh lidah tadi dan akhirnya karena memiliki sensasi yang luar biasa serta unik dan khas.

Tentu saja, setiap kenangan yang ada pada manusia, akan berkaitan dengan perasaan yang sulit dimaterialisasi dan dikuantifikasi.

Sehingga setiap rasa atau visualisasi yang bersifat indrawi itu akan memiliki makna lebih karena didukung rasa (kesadaran) dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com