Sementara itu, 56 persen wilayah lainnya (392 ZOM) masih mengalami musim hujan.
Adapun sejumlah wilayah yang sudah mengalami musim kemarau, meliputi:
Sementara itu, sejumlah 16 persen (113 ZOM) lainnya merupakan wilayah yang mengalami kondisi basah atau kondisi kering sepanjang tahun (bertipe satu musim).
Baca juga: Waspada El Nino, Berikut Wilayah Indonesia yang Sudah Alami Musim Kemarau 2023
Fachri mengatakan, pihaknya telah memprakirakan bahwa puncak kemarau di Indonesia pada tahun ini akibat dari fenomena El Nino akan berlangsung pada beberapa bulan yang akan datang.
"Puncak musim kemarau diprakirakan akan terjadi pada Juli, Agustus, dan September 2023, yaitu sebanyak 582 ZOM (83 persen). Dibandingkan dengan normal, puncak musim kemarau 2023 diprakirakan SAMA pada 390 ZOM (55,8 persen), MAJU pada 174 ZOM (24,9 persen), dan MUNDUR sebanyak pada 135 ZOM (19,3 persen)," terangnya.
Baca juga: Mengenal Apa Itu El Nino dan Dampaknya bagi Bumi
Selain itu, Fachri juga menyampaikan bahwa hujan bulanan periode Juni-Oktober 2023 diprediksi dapat mencapai kondisi bawah normal (atau lebih kering dari rata-ratanya).
Wilayah yang diprediksi mengalami hujan dengan kategori di bawah normal pada Juni 2023 meliputi:
Sedangkan untuk bulan Juli, Agustus dan September (JAS) 2023 yang diprediksi sebagai periode puncak musim kemarau, curah hujan bawah normal diprediksi akan terjadi pada wilayah yang lebih luas meliputi:
Sementara itu, beberapa wilayah akan mengalami curah hujan yang sangat rendah yaitu kurang dari 20 mm/bulan meliputi: