Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Bagus Dwi, Kamerawan Jejak Petualang yang Hilang di Papua

Kompas.com - 08/06/2023, 10:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Tim JP terpisah dengan Bagus

Dody kemudian mencari rekan-rekannya setelah berhasil muncul ke permukaan laut.

Ia pun berhasil menemukan Medina yang tak terlalu jauh dari jangkauannya dan segera menariknya untuk mendekat. Menyusul kemudian Wendy.

Beruntung, mereka juga menemukan dry box besar yang terapung dan menggunakannya untuk pegangan.

Selanjutnya, Dody melihat Budi yang sedang memgangi kamerah dan day pack di kejauhan. Ia meminta Budi untuk melepaskan barang-barang itu dan mendekat.

Namun, ombak besar menghalangi pandangan Dodi kepada Budi.

Di sisi lainnya, Dody sempat melihat Bagus yang sedang berusaha naik ke longboat dengan bantuan awak loangboat.

Bersama Wendy dan Medina, Dody mencoba berenang mendekati longboat yang terbalik dan bergabung dengan Bagus.

Namun, ombak yang datang berlawanan arah menyulitkan mereka untuk mendekat. Bagus dan awak longboat pun terus menjauh dari rombongan Dody.

Tak lama setelahnya, Budi tiba-tiba muncul dan mendekati Dody.

"Kami kini berempat, berpegangan satu sama lain di box yang mengapung membawa kami entah ke mana. Saat itulah kami melihat Bagus untuk yang terakhir kalinya," ujar Dody.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Medina kamil (@medinakamil)

Baca juga: 5 Fakta Medina Kamil dan Kru Jejak Petualang Terdampar di Papua

Hilang kontak

Dalam konferensi pers, Director of News and Current Affairs TV7 Bambang Sukartiono saat itu mengatakan telah kehilangan kontak sejak Selasa pagi.

"Kami kehilangan kontak sejak Selasa pagi saat mereka dalam perjalanan mengarungi laut dari Agats menuju Timika, yang seharusnya ditempuh dalam 11 jam. Mereka menumpang longboat yang diawaki warga lokal bermesin 40 PK," ujarnya, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 10 Juni 2006.

Proses pencarian pun diakukan. Dari Jayapura, tim pencari menemukan jejak Tim JP di Pulau Tiga, pulau yang biasa disinggahi oleh awak loangboat menuju Timika ketika cuaca buruk.

Pulau Tiga adalah pulau tak berpenghuni yang letaknya tiga jam perjalanan dari Agats.

Di pulau itu, tim menemukan 12 bungkus kopi susu instan dan tiga bungkus mi instan yang diyakini milik Tim JP.

Tim SAR juga menemukan bekas perapian yang susunannya berbeda dengan perapian yang biasa dibuat masyarakat lokal.

Proses pencarian dilakukan dari Timika menuju Agats juga belum membuahkan hasil. Bahkan, mereka juga tak menemukan tanda-tanda adanya longboat tenggelam.

Baca juga: Pernah Terombang-ambing sampai Terdampar Saat Pandu Jejak Petualang, Medina Kamil: Sudah Diingatkan Kalau Ini Bukan Cuma Jalan-jalan

Bertahan hidup di pulau terpencil

Setelah terombang-ambing di lautan selama hampir 24 jam, Tim JP akhirnya menemukan sebuah pulau.

Tubuh mereka langsung ambruk dan terkulai lemas hingga tertidur di hamparan pasir pulau itu.

Di pulau itu, mereka berjuang untuk bertahan hidup selama empat hari.

Untuk bertahan hidup, mereka berusaha menampung air dari genangan di sela-sela sebuah pohon tumbang. Air itu dibagi berempat dengan takaran tutup botol.

Siput menjadi santapan mereka selama di pulau kecil itu. Terkadang, mereka juga berhasil mendapatkan ikan berukuran jari kaki sebagai makanan selingan.

Pada suatu malam, Dodi yang kesulitan tidur memikirkan nasib dan keberadaan Bagus.

Dalam benaknya, Bagus mungkin bernasib lebih baik karena bersama awak longboat lokal yang tahu medan.

Baca juga: Sudah 17 Tahun Kamerawan Jejak Petualang Hilang di Papua, Medina Kamil: Langsung Kepisah, Enggak Ada Omongan

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com