Secara lokasi, Marufin memaparkan, hamparan Bima Sakti hanya dapat disaksikan di kawasan dengan langit malam gelap.
"Maksimum adalah kota kecil. Di kota-kota besar sangat sulit untuk dilihat," ujarnya kepada Kompas.com, Senin.
Sebab, semakin banyak polusi cahaya, maka akan semakin sulit untuk melihat benda-benda langit yang redup termasuk Bima Sakti.
Selain itu, Marufin mengungkapkan, jelas atau tidaknya ketampakan Bima Sakti juga ditentukan oleh cuaca.
"Dengan dinamika cuaca Indonesia yang cukup kompleks, kita belum tahu apakah Juni akan menjadi bulan yang kering (awal kemarau) atau masih akan diguyur hujan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.