KOMPAS.com - Kasus seorang ibu hamil di Sumatra Selatan (Sumsel) yang meninggal karena diduga ditelantarkan petugas puskesmas viral di media sosial.
Kasus ini mendapatkan sorotan berawal dari curhatan seorang suami bernama Lika Santosa di akun Facebook pribadinya.
Curhatan tersebut kemudian dibagikan pengguna media sosial lain. Salah satunya melalui akun Twitter ini, Rabu (31/5/2023).
Hingga Kamis (1/6/2023), unggahan Twitter tersebut telah disukai 39.700 warganet dan dibagikan 5.099 kali.
Baca juga: Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak RSUD Subang, Kemenkes: RS Punya Kewajiban Beri Pertolongan Pertama
Ini kronologi kejadian dari suaminya korban yang meninggal pic.twitter.com/hTqeq4Yces
— Kegoblogan.Unfaedah (@kegblgnunfaedh) May 31, 2023
Berikut sejumlah fakta di balik kejadian tersebut:
Dilansir dari Kompas.com, Senin (29/5/2023), Lika Santosa menceritakan, ia membawa istrinya (Tika) yang sedang pecah ketuban ke Puskesmas Pauh, Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatra Selatan pada Selasa (9/5/2023) malam.
Namun hingga Rabu (10/5/2023) dini hari, Tika tak kunjung melahirkan.
"Tika istriku akan melahirkan masuk Puskesmas Pauh jam 10 lewat, jam 1 setengah lewat istriku pecah air ketuban, sampai jam 2 belum juga lahir, jam 3 belum juga lahir," kata Lika.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Tidak Berpuasa Saat Ramadhan?
"Jam 3 lewat bidan ngomong dia mau tidur dulu. Istriku dibiarkan, perawat di ruang persalinan, bidan sama perawat tidur," ungkapnya.
Mengetahui hal tersebut, ia lantas menegur petugas puskesmas.
Lika meminta agar sang istri segera ditangani karena kondisinya melemah.
"Baru mereka keluar, ngomong sama mertuaku di dalam ruang persalinan, katanya bicara aku menyinggung, bahkan mertua yang menemani di ruang persalinan disuruh bidan keluar (kata bidan 'gak bisa bantu keluar aja')," ujar sang suami.
Baca juga: Viral, Video Mercy Diduga Halangi Ambulans Bawa Ibu Hamil, Ini Kata Polisi
Puskesmas Pauh baru memberikan rujukan untuk Tika bersalin di Rumah Sakit Ar Bunda Lubuklinggau setelah pukul 05.00 WIB.
Nahas, nyawa ibu dan anak tersebut tidak dapat tertolong sesampainya di Lubuklinggau.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.