"Biksu hanya mengambil kebutuhan sebagian kecil aja. Sebagian besar dari itu dikembalikan lagi ke masyarakat disalurkan sama panitia-panitia vihara ke panti asuhan, panti jompo, atau masyarakat di sekitarnya," jelas Welly.
"Jadi, biksu memang tidak boleh menyimpan makanan. Jadi, para biksu setelah mendapat sesuatu dari pindapata, sebagian untuk mendukung kebutuhan biksu, seperti odol atau sikat gigi," tambahnya.
Baca juga: Cerita di Balik 32 Biksu yang Berjalan Kaki dari Thailand Menuju Candi Borobudur
Welly juga menerangkan, biksu memiliki jam makan khusus. Mereka makan setelah matahari terbit sekitar pukul 07.00-08.00 pagi.
Setelah itu, mereka dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari, seperti meditasi atau mempelajari ilmu lain.
Biksu juga diberi kesempatan untuk makan pada siang hari, tepatnya pada pukul 10.30-12.00 siang namun sebagian biksu hanya makan kenyang satu kali sehari.
"Dan, setelah itu jam 12.00 ke atas para biksu diperbolehkan hanya minum minuman yang tidak mengandung susu atau buah yang lebih dari sekepal genggaman tangan," tutur Welly.
Baca juga: 7 Fakta Puluhan Biksu Jalan Kaki dari Thailand ke Borobudur
Welly menyampaikan bahwa biksu sudah terbiasa mengendalikan diri, seperti rasa lapar, rasa makanan, dan amarah.
Terpisah, Richard Pekasa selaku pengurus Vihara Dewi Welas Asih, Cirebon juga menyampaikan, biksu memiliki prinsip hidup secukupnya.
Mereka sudah dilatih untuk mengurangi segala sesuatu yang bersifat "kedagingan", tidak memasak, dan hidup dari derma umat atau masyarakat.
Selain tidak meminum susu, biksu juga tidak mengonsumsi makanan mengandung minyak, mau, atau gula.
"Dari dulu biasanya tradisi para biksu dari zaman Buddha, pagi-pagi setelah meditasi kemudian berjalan ke kota atau desa terdekat untuk menerima makanan atau minuman," kata Richard kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2023).
"Habis itu kemudian pulang, makan, meditasi, dan segala macem," sambungnya.
Baca juga: Cerita Biksu Ikut Tradisi Thudong, Berjalan Ribuan Kilometer dan Hanya Makan Sekali Sehari
Prinsip hidup secukupnya yang dipegang teguh biksu tercermin dalam pola hidup sehari-hari.
Biksu hanya memiliki 2 jubah yang digunakan secara bergiliran dan menyimpan satu mangkuk untuk makan.
Richard juga mengatakan, 32 biksu yang berjalan kaki dari Thailand menuju Indonesia merupakan biksu hutan.
Meski begitu, mereka tidak benar-benar tinggal di tengah hutan melainkan di pinggir hutan yang masih dapat terhubung dengan kota atau desa.
"Supaya masih bisa pindapata atau mengambil makanan atau minuman yang didermakan umat atau masyarakat dari (tempat tinggal) hutan kemudian ke hutan lagi," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.