KOMPAS.com - Salah satu tradisi di masyarakat selepas merayakan hari raya Idul Fitri adalah Lebaran ketupat.
Tidak berbeda jauh dengan Idul Fitri, Lebaran ketupat biasanya dimaknai dengan cara bersilaturahmi dengan keluarga atau teman.
Sembari berkumpul, masyarakat di wilayah Jawa juga menyajikan sejumlah makanan, seperti opor ayam, gulai kambing, termasuk sate.
Tak ketinggalan, ketupat yang merupakan sejenis penganan berbahan dasar beras yang dibungkus anyaman janur juga disajikan saat tradisi tersebut.
Bagaimana sejarah dan makna Lebaran ketupat?
Baca juga: Bukan Hanya Tradisi Lebaran, Saling Memaafkan Punya Manfaat Kesehatan
Dilansir dari NU Online, Lebaran ketupat memiliki keterkaitan dengan Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang merupakan tokoh penyebar agama Islam di Jawa.
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa tradisi tersebut diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Sunan Kalijaga.
Menurut budayawan Zastrouw Al-Ngatawi, Lebaran ketupat dirayakan ketika era Wali Songo dengan memanfaatkan tradisi selametan.
Pada saat itu, masyarakat Jawa memang sudah melakoni tradisi selametan agar mendapat keselamatan sekaligus mengucap syukur kepada Tuhan.
Dari situlah tradisi selametan digunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan agama Islam.
Di sisi lain, tradisi tersebut juga dimanfaatkan untuk memberi pelajaran soal bersedekah dan bersilaturahmi ketika hari lebaran.
Baca juga: Andilan, Tradisi Lebaran Betawi dan Maknanya
Dilansir dari Kompas.com, Lebaran ketupat bukan hanya tradisi yang dijalankan selepas Idul Fitri.
Sebab, ada makna yang bisa diresapi dari tradisi tersebut, salah satunya adalah tuntunan luhur supaya menjadi sosok yang lebih baik.
Merayakan Lebaran ketupat juga menjadi cara bagi masyarakat untuk melestarikan kebudayaan Jawa supaya tidak punah.
Sementara itu, kata ketupat yang identik dengan Lebaran juga memiliki makna tersendiri.
Dikutip dari IAIN Tulungagung, ketupat dalam tradisi Jawa juga mempunyai arti ngaku lepat atau mengakui kesalahan dan laku papat atau empat tindakan.
Dalam hal ini, ngaku lepat dimaknai sebagai maaf dan memaafkan atas kesalahan pribadi maupun orang lain.
Sementara laku papat dimaknai sebagai lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Berikut makna dari masing-masing kata dalam laku papat:
Baca juga: Pakar Unair Ungkap Tradisi Lebaran Bukan Sekadar Kumpul Keluarga
Setiap tahun sebagian orang bertanya-tanya kapan mereka bisa merayakan lebaran ketupat bersama keluarga maupun teman.
Dilansir dari Kompas.com, lebaran ketupat dilakukan 6 hari selepas Idul Fitri yang artinya memasuki 7 Syawal.
Pada tahun ini, Idul Fitri 1444 H jatuh pada Sabtu, 22 April 2023 Masehi. Ini artinya, lebaran ketupat akan dirayakan pada Sabtu, 29 April 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.