Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Sebut Indonesia Tidak Alami Gelombang Panas, Ini Alasannya

Kompas.com - 25/04/2023, 12:51 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

“Variasi suhu maksimum 34-36 derajat Celsius untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” tutur Dwikorita.

“Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta bulan April, Mei, dan Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November,” lanjutnya.

Baca juga: 8 Cara Menghilangkan Kulit Belang akibat Cuaca Panas

Kriteria gelombang panas

Di sisi lain, Dwikorita juga menjelaskan bagaimana suatu wilayah dapat dikategorikan mengalami gelombang panas.

Ada 2 kriteria yang digunakan, yakni karakteristik fenomena dan indikator statistik suhu kejadian.

Berikut penjelasannya:

1. Karakteristik fenomena

Dwikorita menerangkan bahwa gelombang panas biasanya terjadi di wilayah yang berada di lintang tengah dan tinggi, baik di belahan Bumi bagian Utara maupun Selatan.

Gelombang panas juga terjadi di wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar atau wilayah kontinental atau subkontinental.

Sementara Indonesia di terletak di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas.

Di sisi lain, Dwikorita mengatakan bahwa gelombang panas umumnya juga terjadi karena berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area dengan luasan besar secara persisten selama beberapa hari.

Baca juga: Analisis Gempa M 6,9 Mentawai Hari Ini, BMKG: Karena Subduksi Lempeng Indo-Australia

Hal tersebut berkaitan dengan aktivitas gelombang Rossby di troposfer bagian atas.

“Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menekan udara permukaan atau subsidensi sehingga termampatkan dan suhu permukaan meningkat karena umpan balik positif antara massa daratan dan atmosfer,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pusat tekanan atmosfer tinggi menyulitkan udara dari daerah lain mengalir masuk ke area ini.

Sehingga, semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area karena umpan balik positif antara daratan dan atmosfer maka semakin meningkat panas di suatu area.

“Dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut,” tuturnya.

Baca juga: 10 Daerah dengan Suhu Panas Tertinggi di Indonesia Selama April, Capai 37,2 Derajat Celsius

Halaman:

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

Tren
Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tren
Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com