Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Fermentasi Ikan Mentah dan Nasi Disebut Bekasam, Makanan Apa Itu?

Kompas.com - 04/04/2023, 19:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Bukan hanya menambahkan garam, proses fermentasi juga dilakukan dengan penambahan nasi sebagai sumber karbohidrat untuk pertumbuhan mikroorganisme.

Nantinya, karbohidrat akan diurai menjadi gula sederhana oleh mikroorganisme, kemudian akan diubah menjadi asam laktat, etanol, asam asetat, asam format, dan karbondioksida.

Hasil fermentasi inilah yang akan memberikan rasa dan aroma khas bekasam. Adapun sebelum dikonsumsi, bekasam terlebih dahulu akan dimasak.

Baca juga: Mengenal Nasi Minyak Asli Palembang, Bukan Berkuah Jelantah seperti yang Viral di Medsos

Proses pembuatan bekasam

Hingga kini, belum ada standar proses pembuatan bekasam, sehingga tahapan di masing-masing wilayah berbeda satu sama lain.

Namun umumnya, pembuatan bekasam secara tradisional diawali dengan membersihkan ikan dari sisik dan isi perut, kemudian mencucinya menggunakan air mengalir.

Selanjutnya, ikan ditempatkan dalam toples dan dicampur dengan garam serta nasi. Toples kemudian ditutup dengan menyisakan satu rongga kecil untuk jalan masuk oksigen.

Pasalnya, bakteri asam laktat yang diharapkan memfermentasi ikan akan tumbuh pada kondisi sedikit oksigen.

Toples selanjutnya dibiarkan selama tujuh hari pada suhu ruang untuk proses fermentasi secara alami.

Baca juga: Selain Rasa Mi Goreng, Ini Berbagai Varian Es Krim Paling Aneh yang Layak Dicoba

Amankah jika ada belatung?

Dokter sekaligus pakar nutrisi Tan Shot Yen menjelaskan, bekasam tidak jauh dari ikan asin, bahkan ini malah terfermentasi.

Menggunakan banyak garam, Tan mengatakan bahwa makanan jenis ini berpotensi membentuk nitrosamin yang bersifat karsinogenik dan memicu kanker.

"Saya pribadi tidak menganjurkan makan makanan yang diawetkan apalagi menggunakan garam banyak dan sudah tumbuh belatung," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

Menurut Tan, belatung menandakan telah terjadi pembusukan pada makanan. Belatung sendiri merupakan larva dari lalat, sehingga menandakan ada serangga ini dalam makanan.

"Belatung menandakan bahan pangan ini tercemar lalat. Belatung adalah larva serangga," kata dia.

Terpisah, pakar gizi IPB Prof Ali Khomsan menilai, hasil fermentasi ikan yang berhasil kemungkinan tidak dipenuhi belatung.

Selain itu, ikan atau makanan berbelatung juga sangat mungkin telah memasuki tahap pembusukan.

"Tidak ada garansi bahwa ikan tersebut aman karena cemaran mikroba berbahaya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com