Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Pijat Injak Punggung, Apakah Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 30/03/2023, 20:29 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan foto terkait pijat injak badan atau punggung untuk menghilangkan pegal ramai di media sosial, Twitter.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun ini pada Selasa (28/3/2023).

"Kaya gini tu boleh ga si didunia kesehatan? namnya injek2 badan biar ga pegel," tulis pengunggah.

Baca juga: Viral, Foto Titik Pijat Ruas Jari untuk Redakan Stres, Ini Penjelasan Dokter

Hingga Kamis (30/3/2023) siang, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 14.100 kali dan disukai oleh 82 warganet.

Baca juga: Mengenal Fibrodysplasia Ossificans Progressiva, Penyakit Tulang Langka karena Kelainan Genetik

Lantas, apakah pijat injak badan atau punggung itu berbahaya?

Penjelasan dokter

Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi RSCM Jakarta Achmad Fauzi Kamal mengatakan, pijat merupakan terapi tradisional yang dapat mengurangi pegal karena relaksasi dan keluarnya endorpin.

Sehingga, apabila seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu hingga membuat pegal di badan, kemudian ia juga tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, maka pijat badan atau punggung diperbolehkan.

"Pijat punggung dengan kaki boleh asalkan orang tersebut tidak memiliki penyakit atau kelainan yang menyebabkan pegal pada punggungnya," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (30/3/2023).

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Jerawat di Punggung

"Kalau tidak ada penyakit sebelumnya, orangnya masih muda, dipijat atau diinjak dengan orang yang menginjak relatif ringan, tidak apa-apa. Tetapi bila orang tua terlebih berumur dan sudah menopause, bisa potensi patah tulang," sambungnya.

Hal ini karena, apabila seseorang dengan massa tubuh lebih berat menginjak punggung, maka bisa memicu tekanan lebih tinggi dari kekuatan ligamen dan ruas tulang punggung.

Selain itu, pijat injak punggung sebaiknya juga tidak dilakukan secara intens atau terus menerus untuk menghindari cedera pada punggung.

Baca juga: Sering Sakit Punggung Ketika WFH, Berikut 4 Cara Meredakannya

Penyakit yang bisa terjadi pada tulang belakang

Salah satu jenis penyakit saraf adalah cedera otak dan tulang belakang.KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri Salah satu jenis penyakit saraf adalah cedera otak dan tulang belakang.
Achmad menjelaskan, ada beberapa penyakit yang bisa terjadi pada area tulang belakang.

Beberapa penyakit pada tulang belakang itu dapat disebabkan oleh berbagai hal, bisa berasal dari tulang, sendinya, diskus vertebralis atau bantalan tulang belakang yang sering menyebabkan hernia nucleus pulposis yang menekan saraf (saraf kejepit) dari dua otot di tulang belakang, atau organ dalam.

"Tentunya aktivitas dan umur juga harus diperhatikan sebelum memutuskan pijat punggung," ungkapnya.

Apabila mengalami pegal berkepanjangan, sebaiknya segera ke dokter untuk mendapatkan diagnosis lebih tepat.

Baca juga: Viral, Video Penampakan Dua Bulan Sabit, Ini Kata BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com