Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Suhu Panas Disebabkan oleh Gerak Semu Tahunan Matahari, BMKG: Itu Salah Satunya

Kompas.com - 12/03/2023, 21:45 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Unggahan yang menyebut suhu panas di Indonesia disebabkan oleh gerak semu tahunan matahari ramai dibicarakan di media sosial.

Unggahan itu diposting oleh akun @Jogja_Uncover pada Sabtu (11/3/2023).

Pada unggahan tersebut, terdapat foto yang memperlihatkan peta wilayah Indonesia.

Terlihat refleksi sinar Matahari di atas lautan.

Gerak semu tahunan Matahari sedang menuju khatulistiwa dan fase ekuinoks berlangsung pada 21 Maret (Jawa sudah 1 Maret lalu).

Inilah penyebab panas ngentang-ngentang beberapa hari ini di Indonesia,” tulis pengunggah.

Hingga Minggu (12/3/2023), unggah tersebut sudah dilihat sebanyak 118.600 ribu kali dan mendapat 688 likes.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2023? Ini Prediksi BMKG

Tanggapan warganet

Beragam komentar membanjiri unggahan tersebut.

Beberapa warganet mengungkapkan wilayahnya mengalami suhu yang panas. Sedangkan warganet lainnya memberi spekulasi penyebab suhu panas di Indonesia.

Samarinda wes panas banget,” ketik salah satu warganet.

Tuban juga panas, biasanya setiap dzuhur dan ashar hujan. Tbtb enggak pernah hujan lagi,” ketik warganet lainnya.

Adanya cerminan cahaya matahari yang terkonsentrasi ini menjadi salah satu tanda2 mataharinya sangat dekat dan lokal,” tulis seorang warganet.

Baca juga: BMKG Ajak Masyarakat Panen Air Hujan, Apa Tujuannya?

Penjelasan BMKG

Dimintai tanggapan, ahli meteorologi Badan Meteologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Iqbal Fathoni mengatakan, terdapat dua faktor utama dari panasnya iklim di Indonesia.

Salah satunya adalah posisi semu matahari.

“Ada beberapa penyebab dari tingginya suhu udara tersebut, antara lain adalah posisi semu matahari dan tutupan awan,” katanya, Minggu (12/3/2023).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com