Suku Kayuagung atau Komering Kayuagung adalah suku asli Indonesia yang berasal dari kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan.
Dalam transaksinya, mereka menggunakan sistem barter antara satu barang dengan barang lainnya. Pada saat itulah para pedagang Kayu Agung mendapatkan banyak sagu dan ubi dari masyarakat di lokasi dagang yang mereka singgahi.
Dari banyaknya sagu dan ubi yang mereka dapatkan, akhirnya Suku Kayuagung memiliki ide dari para pedagang untuk mencampurkan sagu dengan ikan yang mereka tangkap ketika berlayar dari satu tempat ke tempat dagang lain.
Baca juga: Indomie Dinobatkan Sebagai Ramen Terenak Versi LA Times
Tujuan mereka membuat makanan tersebut adalah untuk bekal selama perjalanan berdagang. Pendapat tersebut juga didukung dengan adanya pempek dan kemplang yang dijadikan sebagai pempek terenak dan terlezat di Sumatera Selatan yang berasal dari Kayu Agung.
lnformasi lain menyebutkan bahwa kemunculan pempek di Palembang merupakan karya budaya masyarakat di Sumatera Selatan, khususnya di Palembang yang dapat dilihat dari mata pencaharian penduduk Palembang.
Munculnya kelompok masyarakat yang bekerja sebagai penangkap ikan terkait erat dengan topografi wilayah Kesultanan Palembang yang memiliki banyak sungai, rawa, dan laut/selat. Sehingga hal inilah yang menyebabkan Kesultanan Palembang sangat kaya akan hasil perikanannya.
ltu pula sebabnya mengapa pembuatan pempek telah ada semenjak zaman kesultanan Palembang. Hal ini karena sagu sudah dikenal semenjak zaman sriwijaya dan ada banyaknya bahan baku seperti ikan.
Pada masa ini umumnya masyarakat membuat pempek dengan ikan belida karena populasi ikan belida di Sungai Musi saat itu masih sangat tinggi. Selain itu, ikan belida juga menjadi ikan favorit untuk bahan baku pempek sampai saat ini.
Baca juga: Mengenal Rawon, Kuliner Jawa Timur yang Disebut Sup Terenak Se-Asia Versi TasteAtlas
Pempek awalnya dikenal dengan nama kelesan.
Nama ini diambil dari cara pembuatan daging ikannya yang dikeles (ditekan- tekan di atas semacam alas yang menyerupai papan cucian).
Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa pempek mulai muncul pada 1920-an yang diawali dari seorang pedagang China tua yang menjual makanan tersebut di dekat masjid agung Palembang. Oleh masyarakat, penjual tersebut dipangil dengan nama apek, pek, pek.
Sementara itu, kesepakatan tidak tertulis di Palembang menyatakan bahwa nama pempek berasal dari nama penjual kelesan yang berasal dari etnis Tionghoa bernama Apek. Disebutkan Apek berjualan makanan ini dengan jalan bersepeda dari kampung ke kampung.
Para pembeli memanggil penjual tersebut dengan sebutan "pek-apek", dari sebutan tersebut berkembang menjadi pempek.
Baca juga: Dinobatkan Jadi Ramen Terenak Versi LA Times, Ini Sejarah Indomie