Pulau Paskah adalah rumah bagi peradaban Polinesia yang pertama kali mendiami pulau itu sekitar 700 Masehi.
Polinesiaberkembang cukup pesat dengan penduduknya adalah navigator laut yang terampil.
Beberapa berspekulasi bahwa kurangnya sumber daya alam menyebabkan kemunduran pada peradaban pulau paskah. Selain itu, faktor wabah penyakit juga diyakini ikut berperan.
Baca juga: Sejarah Alexandria, Kota Peradaban dan Ilmu Pengetahuan di Mesir
Peradaban Indus atau peradaban Harappa adalah salah satu yang terbesar dalam sejarah kuno.
Peradaban ini membentang di beberapa wilayah India, Pakistan, dan Afghanistan yang diperkirakan memiliki populasi sebanyak lima juta orang.
Pada puncaknya, peradaban Indus memiliki arsitektur paling mengesankan di dunia. Namun, peradaban ini hilang sekitar 3.000 tahun yang lalu karena alasan yang tidak diketahui.
Satu teori mengatakan bahwa hilangnya peradaban Indus akibat dari perubahan iklim yang mengakibatkan kekeringan dan kelaparan.
Çatalhöyük adalah salah satu kota tertua di dunia yang berada di Turki. Kota tersebut merupakan bagian dari peradaban luas yang berkembang antara 9.000 dan 7.000 tahun yang lalu.
Yang membuat situs purbakala Çatalhöyük unik adalah strukturnya yang mirip sarang. Rumah-rumah dibangun bersebelahan dan dimasuki melalui lubang di atap.
Peradaban ini kemudian tiba-tiba menghilang. Masyarakatnya pergi dengan meninggalkan banyak barang yang merinci proses kehidupan dan kegiatan ritualnya.
Baca juga: Baghdad, Kota Seribu Satu Malam dan Pusat Peradaban Dunia di Masa Lalu
Sejak tahun 700 M hingga bangsa Eropa datang menjajah, sebagian besar benua Amerika Tenggara dan tengah adalah rumah bagi peradaban agraris yang dikenal sebagai Mississippian.
Salah satu kota terbesar mereka, Cahokia, terletak di dekat wilayah yang saat ini menjadi kota Collinsville, Illinois. Diperkirakan populasi kota Cahokia mencapai 40.000 orang.
Seperti peradaban yang hilang lainnya, para ahli tidak mengetahui dengan pasti apa yang menyebabkan kematian bertahap para penduduk Mississippi.
Teori populer mengatakan bahwa kematian itu akibat degradasi lingkungan, kelaparan, hingga penyakit akibat sanitasi yang buruk.