"Karakteristik zona sesar utama yang dikelilingi oleh sesar-sesar lainnya banyak terdapat di Indonesia," imbuh Dwikorita.
Adapun sesar-sesar yang dimaksud Dwikorita, terdiri dari Sesar Cimandiri, Sesar Semangko, Sesar Palu Koro, Sesar Aceh-Seulimeum, dan Sesar Kawa.
Baca juga: Baca juga: Mengapa Gempa Turkiye-Suriah Bisa Langsung Memicu Gempa di Sesar Lainnya?
Mengingat Indonesia berpotensi diguncang gempa karena kemiripan kondisi tektonik seperti di Turkiye, Dwikorita mengingatkan pentingnya mitigasi.
Hal tersebut penting dilakukan karena gempa Turkiye berdekatan dengan kota-kota besar, termasuk Provinsi Adiyaman, Kilis, Osmaniye, Gaziantep, Malatya, Sanliurfa, Diyarbakir, Adana, dan Hatay.
Sembilan provinsi tersebut menjadi tempat tinggal bagi 13,5 juta orang.
Baca juga: Ramai soal Fenomena Awan Sebelum Gempa Turkiye, BMKG dan BRIN: Tak Ada Kaitannya
Berkaca dari beberapa provinsi yang dilanda kerusakan hebat itu, pemukiman yang berada di Sesar Besar Sumatera, Sesar Lembang, Sesar Opak, dan Sesar Palu Koro perlu diberi perhatian khusus.
Adapun mitigasi yang disarankan oleh BMKG berupa penguatan atau pengembangan studi/ kajian/riset dan teknologi.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah menerapkan konstruksi bangunan tahan gempa dengan building code.
"Yang perlu kami tekankan di sini, bagaimana kita menyikapi kejadian yang sudah terjadi di Turkiye supaya kita bisa mencegah (dampaknya)," ujar Dwikorita.
Baca juga: Baca juga: Kisah Tiga Korban Gempa Turkiye, Ditemukan Hidup Usai 11 Hari Tertimbun