Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Penyakit Kulit karena Kucing Liar, Ini Penjelasan Dokter Hewan dan Dokter Kulit

Kompas.com - 21/02/2023, 12:29 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Bila gejalanya timbul kerak-kerak pada kulit, maka kemungkinan besar itu karena tungau. Tapi bila merah gatal dan basah maka bisa karena jamur," ungkapnya.

Ia menjelaskan, baik jamur ataupun tungau, keduanya akan memiliki efek gatal pada kulit.

Terlebih pada malam hari, saat tungau aktif maka bisa menimbulkan rasa yang sangat gatal pada kulit hingga ingin menggaruknya.

Baca juga: 7 Manfaat Tomat untuk Kulit, dari Mengangkat Sel Kulit Mati hingga Mencegah Penuaan

Penularan melalui kontak dengan kucing

Aji mengatakan, untuk penularannya bisa terjadi akibat dari kontak langsung dengan kucing yang memiliki tungau, jamur, atau kucing yang tubuhnya dalam keadaan kotor.

Selain itu, penyakit kulit akibat tungau dan jamur yang terjadi pada manusia ini juga dapat menular dari manusia ke manusia lainnya.

"Bisa menular saat jamur atau telur tungau berpindah ke orang lain. Jadi ketika menempel, bisa terjadi perpindahan agen dari manusia ke manusia lain," jelasnya.

Menanggapi apakah kucing liar menyebabkan kondisi tersebut, Aji menyampaikan bahwa semua kucing, baik itu kucing liar atau kucing rumahan sama-sama memiliki kemungkinan dalam menularkannya.

"Semua kucing bila memang terinfeksi bisa menularkan. Sehingga penting untuk menjaga kesehatan dan kebersihan kucing peliharaan dengan rutin memandikan," tambahnya.

Baca juga: 6 Alasan Kucing Malas Makan dan Cara Mengatasinya

Penjelasan dokter kulit

Sementara itu, dokter sekaligus dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Ismiralda Oke Putranti mengatakan, jika dilihat dari lesi kulitnya, kemungkinan besar itu apa yang terjadi pada video viral itu adalah dermatitis numularis.

Dermatitis numularis merupakan salah satu bentuk reaksi kulit yang dipicu karena adanya aktivitas kuman Staphylococcus aureus yang berlebihan di kulit.

"Reaksi kulit dengan bentuk ini umumnya terjadi pada orang-orang yang memiliki riwayat dermatitis atopik sebelumnya, tapi bisa juga tidak. Namun yang pasti orang tersebut memiliki hipersensitivitas terhadap sesuatu," ujarnya terpisah, Selasa (21/2/2023).

Tanda dari luka dermatitis numularis sendiri yakni berisi cairan, gatal, berkerak, dan bisa menyebar ke area tubuh lain. Kondisi ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan.

Baca juga: Viral, Foto Kulit Putih Transparan hingga Urat-urat Terlihat, Ini Kata Dokter

Bisa karena luka terbuka dan kuman

Ilustrasi penyebab scabies pada manusia.Vecteezy/ Albertini Zoltan Ilustrasi penyebab scabies pada manusia.
Ismiralda menyampaikan bahwa dalam banyak kasus dermatitis numularis paling sering terjadi akibat dari kolonisasi kuman di tubuh dan kulit.

Namun, infeksi ini juga bisa terjadi di tempat lain seperti gigi, mulut, telinga hidung tenggorokan (THT), infeksi saluran cerna, dan saluran kencing.

"Untuk kasus ini, ya sebenarnya orang tersebut sudah punya hipersensitivitas sebelumnya, adanya cakaran/gigitan kucing yang lukanya tidak dirawat baik juga akan berisiko menjadi pintu masuk kuman di sekitar kulit," jelasnya.

Baca juga: Daftar Makanan yang Wajib Dihindari Saat Terkena Biduran

Bekas luka atau cakaran kucing yang tidak dirawat dengan baik itulah yang bisa menimbulkan reaksi hipersensitivitas berupa dermatitis numularis.

Di mana lesi kulitnya berupa bintik kecil yang berair dan cenderung melebar seperti bentuk koin. Lesi kulitnya pada fase akut biasanya basah dan muncul di area lengan dan tungkai.

Jika tidak segera ditangani, maka semakin lama akan semakin banyak dan menimbulkan rasa gatal.

"Untuk dermatitis numularis sendiri tidak menular, namun orang tersebut tetap perlu diperiksa untuk mendapatkan dignosis lebih lanjut," tambahnya.

Baca juga: Amankah Pakai Kosmetik dan Skincare Kedaluwarsa? Ini Kata Dokter Kulit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com