Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Kucing Bernama Loki Mati akibat FIP Kering, Penyakit Apa Itu?

Kompas.com - 22/01/2023, 09:05 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Salah satunya yang paling fatal bila menyerang otak, maka bisa kejang-kejang," ujarnya.

Ia menambahkan, FIP yang menyerang ginjal, hati, dan paru-paru tentu juga memengaruhi kemampuan kucing bertahan hidup.

Baca juga: Ramai soal Tabel Usia Kucing Setara Manusia, Bisakah Dijadikan Patokan?

Gejala tidak spesifik

Sedangkan soal gejala, FIP memiliki gejala yang kurang spesifik.

"Gejala FIP memang tidak spesifik," ucap Heru Trisusila, dokter hewan asal Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/1/2023).

Menurutnya, gejala yang ditunjukkan dari FIP hanya diare, tidak nafsu makan, muntah, dan kejang. Gejala ini termasuk umum dimiliki penyakit lain.

Untuk mendiagnosis kucing terjangkit virus FIP, dokter hewan akan melihat dari akumulasi cairan pada bagian rongga thorax atau abdomen dari kucing. Selain itu, dilihat dari nodul atau benjolan pada organ pencernaan kucing.

Heru menyebut tidak ada stadium atau tingkat keparahan penyakit FIP pada kucing.

"Biasanya faktor angka kesakitan atau (penyakit) sudah parah yaitu adanya banyak jumlah virus pada kucing maupun lingkungan di sekitar kucing yang terinfeksi," jelasnya.

Kucing yang positif FIP jika berada dalam lingkungan terbuka tentu akan menularkan penyakitnya ke kucing lain.

Baca juga: Benarkah Kucing Ras Lebih Susah Kawin? Berikut Penjelasan Dokter Hewan

Belum ada obatnya

Heru menegaskan, sampai saat ini belum ada vaksin untuk virus FIP. Artinya, kekebalan tubuh kucing atas penyakit FIP tidak bisa didukung oleh pemberian vaksin dari dokter hewan.

"Biasanya nilai kekebalan, antibodinya bisa terbentuk jika (kucing) terinfeksi secara alami," ujarnya.

Kucing yang antibodinya tidak maksimal akan menyebabkan virus FIP dalam tubuhnya tidak mati.

"Karena belum ada vaksinnya, biasanya untuk meningkatkan imunitas atau kekebalannya secara bertahap dengan memberikan terapi-terapi suportif, bukan pengobatan utama," jelasnya.

Heru menyebut, pengobatan kembali ke daya tahan tubuh kucingnya.

Jika kucing yang terinfeksi membentuk antibodinya, maka dia akan dengan sendirinya pulih di hari kelima pasca terinfeksi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com