Ada sejumlah alasan mengapa orang mungkin mengalami depresi liburan atau holiday blues. Beberapa kemungkinan penyebabnya, antara lain:
Jadwal liburan yang padat dapat menyebabkan kurang tidur, yang meningkatkan stres.
Sayangnya, orang terkadang beralih ke mekanisme koping (metode menghadapi masalah) yang tidak sehat untuk mengatasi kesedihan dan stres liburan.
Minum berlebihan dan makan berlebihan bisa membuat gejala depresi liburan semakin terasa.
Terlalu memaksakan diri secara finansial atau berjuang untuk membeli hadiah untuk keluarga dan teman dapat menambah beban stres finansial.
Tidak bisa menghabiskan liburan bersama keluarga dan teman bisa membuat musim liburan terasa sangat sepi.
Kadang-kadang bahkan memiliki harapan yang tinggi untuk musim liburan dapat menyebabkan stres dan kesedihan liburan.
Komersialisasi liburan yang berlebihan dapat menciptakan ekspektasi bahwa orang seharusnya merasakan kegembiraan dan keceriaan liburan tanpa henti, justru menambah pemicu stres lain.
Selain itu, orang mungkin juga mulai merenungkan tahun lalu dan tidak jarang mengalami perasaan menyesal atau gagal.
Mereka mungkin berpikir tentang tujuan yang mereka miliki dan hal-hal yang ingin mereka capai dan merasa kesal jika tidak memenuhi harapan tersebut.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Holiday Blues Saat Liburan di Masa Pandemi
Dilansir dari Healthline, (13/9/2019), ada sembilan cara untuk mengelola holiday blues.
Berikut adalah sembilan cara untuk menghadapi holiday blues:
Batasi asupan alkohol Anda, dan cobalah untuk tidak menyediakannya di sekitar rumah Anda.
Sebab, minum alkohol berlebih dapat memengaruhi suasana hati Anda dan memperkuat perasaan negatif apa pun yang mungkin Anda miliki.
Cobalah tidur pada waktu tertentu setiap malam. Beristirahat dengan baik dapat meningkatkan suasana hati dan membantu Anda merasa siap menjalani hari.
Menjadwalkan secara berlebihan dan tidak meluangkan waktu untuk diri sendiri dapat menyebabkan gangguan emosi.
Pelajari cara mengatakan "tidak", dan tetap teguh pada keputusan Anda.
Anda mungkin memiliki pemikiran tentang apa itu liburan menurut versi Anda.
Namun, ini mungkin bukan hal atau liburan yang sebenarnya terjadi. Alih-alih mempertahankan liburan yang seharusnya (menurut pikiranmu), biarkan tradisi baru terjadi.
Jika Anda pernah mengalami kehilangan orang yang dicintai, liburan bisa menjadi sangat sulit.
Meskipun tergoda untuk mengasingkan diri dan berduka, ada baiknya menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga.
Mereka dapat mendukung Anda melewati masa sulit ini.
Daripada menghabiskan liburan sendirian di rumah, ajaklah teman atau keluarga Anda untuk makan malam bersama di tempat Anda.
Dengan semakin meriah, maka Anda dapat merapikan segalanya dengan dekorasi yang semarak dan menambahkan rangkaian bunga yang ramah ke ruang tamu Anda.
Taruh headphone Anda dan keluarlah untuk berjalan-jalan di sekitar blok beberapa kali sehari.
Berjalan cepat selama 10 menit akan meningkatkan detak jantung dan melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati.
Mungkin sulit untuk menyendiri saat Anda sedang merawat hati yang sakit.
Alih-alih duduk di rumah, isi kalender Anda dengan aktivitas menarik bagi Anda.
Tamasya liburan sering kali dapat menyebabkan makan berlebihan, yang dapat memengaruhi suasana hati dan kesejahteraan Anda secara keseluruhan.
Untuk berjaga-jaga, Anda bisa membawa beberapa sayuran sebelum berangkat liburan.
Jika Anda tidak dapat bersama teman atau keluarga pada liburan ini, carilah peluang sukarela yang memungkinkan Anda berada di sekitar orang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.