Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Penipuan Berkedok Pesan Barang via WA, Bisa Bajak Akun Media Sosial

Kompas.com - 20/12/2022, 14:35 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beredar sebuah unggahan di Instagram yang menunjukkan modus penipuan berkedok pesan barang melalui WhatsApp.

Postingan tersebut diunggah oleh akun ini dan sudah mendapat like sebanyak 12 ribu lebih per Selasa (20/12/2022).

Dalam unggahan, si pengunggah membuat video dan mengambil tangkapan layar chat dari nomor tidak dikenal yang menanyakan ketersediaan barang.

Pengirim pesan mencantumkan sebuah link di chat-nya seolah-olah berminat membeli barang apabila stoknya masih tersedia.

"Lagi dan lagi segala bentuk kejahatan dunia maya semakin beragam modusnya ya gaes," tulis pengunggah di keterangan unggahan.

"Masih inget kemarin ada juga yang ngaku pura2 dari JN* kita disuruh install aplikasi yang mereka kirim hingga asa kehilangan uang sampai puluhan juta karena kurang hati2," timpalnya.

Melalui videonya, pengunggah mengimbau agar orang awam tidak sembarangan meng-klik tautan yang dikirimkan seperti yang ia unggah.

Pasalnya, ada kemungkinan tautan tersebut sengaja dikirimkan oleh pelaku kejahatan untuk merusak data dan mengambil alih akun media sosial.

Lantas, seperti apa sistem kerja dari modus penipuan seperti ini?

Baca juga: Kasus Penipuan Mahasiswa IPB, OJK Tegaskan 4 Platform Pinjol Tak Lakukan Pelanggaran

Ditipu dengan link palsu

Konsultan keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, membenarkan bahwa unggahan viral di Instagram tersebut adalah modus penipuan.

"Ini adalah scam yang mengarahkan ke situs phising untuk mencuri password login Instagram korbannya," katanya, Senin (20/12/2022), kepada Kompas.com.

"Jadi korbannya dikelabui ke situs palsu yang dibuat mirip dengan situs Instagram dan jika korbannya tidak sadar akan memasukkan kredensial ke situs palsu (phishing) tersebut," tambahnya.

Alfons menambahkan, cara kerja dari modus penipuan ini adalah mengelabui korban agar memasukkan kredensial akun ke situs palsu.

Baca juga: Sinopsis Dont Pick Up The Phone, Penipuan Lewat Panggilan Telepon

Setelahnya, kredensial akan direkam dan digunakan oleh pelaku penipuan untuk membajak akun korbannya.

"Bahayanya, akun medsosnya diambil alih," tutur Alfons.

Ilustrasi smartphoneUnsplash/ Paul Hanaoka Ilustrasi smartphone

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com