Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Twit soal Ranjang RS Dilapisi Plastik Disebut Diskriminasi Pasien HIV, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 16/12/2022, 20:25 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Biasanya akan ada lapisan tambahan lagi. Misalnya selimut, yang tidak terlalu gerah dan mudah dibersihkan," ujar Andi.

Baca juga: Masih banyak Diskriminasi kepada Penderita HIV/AIDS

Berlebihan dan tidak perlu

Di sisi lain, peneliti Health Global Security, dr Dicky Budiman mengatakan, apa yang dilakukan rumah sakit melapisi ranjang pasien HIV dengan plastik adalah tindakan berlebihan.

"Cara seperti ini berlebihan dan tidak perlu seperti itu," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

Dicky menjelaskan, HIV/AIDS menular melalui lubang dalam tubuh, termasuk karena infeksi atau luka.

Meski berukuran mikro, apabila lubang tadi terpapar cairan tubuh pasien HIV, masih berpotensi tertular. Namun, lanjut dia, penularan HIV tidaklah sesederhana itu.

"Kalau pasien HIV adalah pasien dengan viral load atau jumlah virus kecil karena dia teratur minum ARV, treatment-nya, ya kemungkinan kecil untuk tertular," ungkap Dicky.

Belum lagi rumah sakit atau tenaga medis akan menerapkan universal precaution atau pencegahan yang merujuk pada menghindari kontak dengan cairan tubuh pasien.

Beberapa langkah universal precaution, menurut Dicky, yaitu memakai masker, sarung tangan, dan pakaian hazmat, serta menghindari kontak dengan jarum yang dipakai pasien.

Dengan menerapkan universal precaution, dia mengatakan bahwa tenaga medis, pasien, dan unsur lain yang terlibat akan sama-sama terlindungi.

"Itu tentu akan mengurangi potensi penularan. Dan tidak perlu sampai seperti itu, tempat tidur semua dilapisi, tidak seperti itu," tandas dia.

Baca juga: 6 Mitos tentang HIV/AIDS, Jangan Lagi Percaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com