Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Dua Perempuan yang Berdekatan Siklus Menstruasi Bisa Sama?

Kompas.com - 05/12/2022, 20:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perempuan kerap mengalami jadwal menstruasi yang sama dengan saudara atau sahabatnya.

Hal ini pun menimbulkan pertanyaan dari sejumlah warganet. Bahkan, beberapa di antara mereka menyebut bahwa kondisi tersebut masih misteri.

Pernyataan seputar menstruasi ini salah satunya diajukan oleh akun TikTok ini pada Rabu (30/11/2022).

"Masih jadi misteri, kenapa cewe-cewe yang setiap hari bareng, jadwal datang bulannya juga bareng, kalo gak bareng pasti deketan tanggalnya," tulis pengunggah.

Baca juga: Viral, Unggahan Penipuan Modus Kurir Paket, Saldo Rekening Bisa Ludes

Menanggapi pengunggah, warganet lain turut merasakan kondisi serupa. Jadwal menstruasi yang berdekatan atau bersamaan ini, disebut dialami dirinya dengan teman dekatnya.

"Selaluu deketan tanggalnya," komentar salah satu warganet.

"Pas lagi deket2nya di pabrik, pokoknya patokan gua menstruasi tuh setelah elu," tulis waranet lain.

"Terbukti," kata warganet lain.

Lantas, adakah penjelasan ilmiah mengapa waktu menstruasi perempuan yang menghabiskan waktu bersama sering sama?

Penjelasan dokter

Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata Semarang, dr Indra Adi Susianto menjelaskan, kondisi tersebut dikenal sebagai sinkronisasi menstruasi atau efek McClintock.

Menurut Indra, efek McClintock didasarkan pada sebuah teori saat seorang wanita melakukan kontak fisik dengan orang lain yang sedang menstruasi.

"Maka aromatase feromon akan saling memengaruhi, sehingga pada akhirnya siklus bulanan menjadi bersamaan," terang Indra saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/12/2022).

Feromon sendiri merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh dan memiliki aroma khas.

Indra mengatakan, disebut efek McClintock karena penelitian dilakukan oleh Martha K McClintock dari Harvard University.

Penelitian diterbitkan di Majalah Nature pada 1971 dengan tajuk "Menstrual Synchrony and Suppression".

Studi tersebut menyimpulkan, perempuan yang selalu bersama selama kurang lebih tiga bulan akan mengalami menstruasi lebih sinkron dibanding perempuan yang terpisah.

Menurut Indra, penelitian yang menjadi studi awal ini banyak mendapatkan sanggahan terutama terkait kelemahan metodologis.

Namun, lanjut dia, penelitian dan tinjauan terus dilakukan untuk menjelaskan fenomena sinkronisasi menstruasi.

Baca juga: Mengapa Berat Badan Cenderung Naik ketika Menstruasi? Ini Jawabannya

Halaman:

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com