Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Alerce Milenario, Makhluk Hidup Tertua di Bumi yang Masih Eksis

Kompas.com - 04/12/2022, 09:29 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat manusia menciptakan tulisan sekitar 5.400 tahun yang lalu, Alerce Milenario mungkin mulai tumbuh di pegunungan pesisir Chile saat ini.

Lokasinya yang berada di jurang sejuk dan lembab membuatnya terhindar dari kebakaran dan penebangan.

Alerce tumbuh menjadi pohon raksasa dengan diameter lebih dari 4 meter.

Sebagian besar batangnya mati, dihiasi lumut, dan ditumbuhi pohon lain yang berakar di celah-celahnya.

Baca juga: Mengenal Spesies Baru Hewan Terkuat di Bumi, Nagini Harry Potter, seperti Apa Persisnya?

Dikutip dari Science, Alerce Milenario atau Gran Abuelo diklaim sebagai pohon, bahkan makhluk hidup tertua di Bumi yang masih eksis.

Menggunakan kombinasi model komputer dan metode tradisional untuk menghitung umur pohon, seorang ilmuwan lingkungan dari Climate and Environmental Sciences Laboratory Paris, Jonathan Barichivich memperkirakan usia Alerce lebih dari 5.000 tahun.

Itu akan membuatnya setidaknya 1 abad lebih tua dari pemegang rekor saat ini, yakni Methuselah.

Baca juga: Mengenal Hanako, Ikan Koi Tertua di Dunia yang Berumur 226 Tahun


Pohon tertua di dunia

Pengunjung berjalan di antara pohon pinus di Hutan Pinus MangunanKompas.com/Anggara Wikan Prasetya Pengunjung berjalan di antara pohon pinus di Hutan Pinus Mangunan

Methuselah merupakan pinus bristlecone di California timur dengan cincin pertumbuhan tahunan senilai 4.853 tahun di bawah kulit kayunya yang keriput.

Banyak ahli dendrokronologi cenderung skeptis terhadap klaim Barichivich, yang belum dipublikasikan, karena tidak melibatkan penghitungan penuh cincin pertumbuhan pohon.

Namun, beberapa ahli setidaknya terbuka untuk kemungkinan itu.

"Saya sepenuhnya mempercayai analisis yang dibuat Jonathan. Kedengarannya seperti pendekatan yang sangat cerdas," kata seorang ahli dendrokronologi di ETH Zurich, Harald Bugmann.

Baca juga: Mengenal Jonathan, Kura-kura Tertua di Dunia Berusia 190 Tahun yang Masih Hidup

Alerce Milenario adalah tumbuhan runjung dalam keluarga botani yang sama dengan sequoia raksasa dan kayu merah.

Pohon ini dapat tumbuh hingga usia ekstrem, seperti dibuktikan oleh Antonio Lara dari Austral University of Chile, Valdivia pada 1990-an.

Dalam sebuah penelitian 1993 , Lara dan rekannya melaporkan tunggul alerce di Chili selatan yang memiliki 3.622 cincin pertumbuhan.

Baca juga: Mengenal Ming, Hewan Tertua di Dunia Berusia 507 Tahun

Perkiraan telah hidup selama lebih dari 5000 tahun

Tetapi penelitian itu tidak termasuk Alerce Milenario, yang berdiri terpisah dari pohon purba lainnya di hutan hujan di sebelah barat kota La Union.

Barichivich mengatakan, kakeknya menemukan pohon itu sekitar 1972. Kakek dan ibunya dulunya bekerja sebagai penjaga di taman tempat tinggal Alerce.

Pada 2020, tepat sebelum pandemi melanda, Barichivich dan Lara mengambil inti bagian dari Alerce Milenario dengan penggerek inkremen.

Ini menghasilkan kira-kira 2.400 cincin pertumbuhan yang berjarak rapat.

Baca juga: Mengenal Tabebuya, Pohon Asal Brasil yang Mirip Sakura

Karena tidak dapat mencapai pusat pohon, Barichivich beralih ke pemodelan statistik untuk menentukan usia penuh Alerce Milenario.

Ia menggunakan inti lengkap dari pohon alerce lain, serta informasi tentang bagaimana faktor lingkungan dan variasi acak memengaruhi pertumbuhan pohon.

Metode ini menghasilkan perkiraan usia keseluruhan 5.484 tahun, dengan kemungkinan 80 perse bahwa pohon tersebut telah hidup selama lebih dari 5000 tahun.

Baca juga: Kapan Tabebuya Berbunga?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com