Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai di Medsos, Ini Sejarah Batik Indonesia

Kompas.com - 17/11/2022, 12:27 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Misalnya, pengaruh Arab dalam motif hias yang biasa ditemui di seni kaligrafi, pengaruh Eropa dalam bentuk motif bunga, pengaruh China dalam motif phoenix (burung api), hingga pengaruh India dan Persia dalam motif merak.

Baca juga: Mengenal Arak Bali, Warisan Dunia Tak Benda yang Jadi Suvenir G20

Sejarah batik

Dikutip dari Kompas.com (2/10/2018), tradisi batik diperkirakan muncul di Nusantara, khususnya Jawa, pada masa Kerajaan Majapahit atau abad ke-12.

Hal ini ditandai dengan penemuan arca Prajnaparamita (Dewi Kebijaksanaan) di Jawa Timur abad ke-13.

Pada arca tersebut, digambarkan bahwa Sang Dewi mengenakan kain yang dihiasi dengan motif sulur tumbuhan dan bunga, motif yang masih dijumpai hingga sekarang.

Sementara itu, meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia, khususnya Suku Jawa, terjadi setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.

Baca juga: Goes to UNESCO, Ini Sejarah Kebaya di Indonesia

Saat itu, batik umumnya masih berupa batik tulis dan bertahan hingga awal abad ke-20.

Sebagai kesenian menggambar pola di atas kain, batik menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan.

Awalnya, batik hanya dapat digunakan untuk pakaian raja, keluarganya, dan para pengikutnya.

Namun, banyaknya pengikut raja yang tinggal di luar keraton membuat kesenian ini dibawa dan dikerjakan di luar keraton.

Baca juga: UNESCO Tetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia-Malaysia

Batik mulai dikenal di Eropa

Dalam rangka mempromosikan batik dan merayakan HUT ke-77 Republik Indonesia, KJRI Chicago mengadakan Resepsi Diplomatik di Kantor KJRI pada Kamis (27/10/2022).KJRI Chicago Dalam rangka mempromosikan batik dan merayakan HUT ke-77 Republik Indonesia, KJRI Chicago mengadakan Resepsi Diplomatik di Kantor KJRI pada Kamis (27/10/2022).

Seiring waktu, rakyat pun meniru mengenakan pakaian batik. Bahkan, kesenian membatik menjadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu senggang.

Di sisi lain, batik cap baru muncul setelah Perang Dunia I, sekitar 1920-an di Ponorogo, Jawa Timur.

Daerah Ponorogo awal abad ke-20 terkenal dengan batik pewarnaan nila yang tidak luntur.

Itulah sebabnya pengusaha-pengusaha batik dari Banyumas dan Solo banyak memberikan pekerjaan kepada pengusaha-pengusaha batik di Ponorogo.

Batik sendiri mulai dikenal di Eropa pada 1817, seiring dengan terbitnya buku History of Java karya Gubernur Inggris yang bertugas di Jawa, Sir Thomas Stamford Raffles.

Selanjutnya pada 1873, seorang saudagar turut menyumbangkan batik Jawa ke Museum Etnik di Rotterdam. Batik tersebut dia dapatkan saat berkunjung ke Tanah Jawa.

Baca juga: Sejarah Hari Batik Nasional, Diperingati Setiap 2 Oktober

(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah, Nabilla Tashandra | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Wisnubrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com