KOMPAS.com - Arak Bali merupakan minuman alkohol hasil fermentasi khas Pulau Dewata.
Meski mengandung alkohol, arak ini tak digunakan sebagai minuman untuk bermabuk-mabukan.
Justru, arak berbahan dasar rempah ini menjadi media penghangat tubuh dan pengobatan untuk flu, batuk, dan sariawan, seperti dikutip laman Antara (9/9/2022).
Baca juga: Atur Jadwal, Pemerintah Batasi Penerbangan dari dan ke Bali 12-18 November 2022
Kekayaan budaya lokal, arak Bali telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolgi (Kemendikbudristek).
Penetapan Warisan Budaya Tak Benda ini tertuang dalam Surat Keputusan Mendikbudristek Nomor 414/P/2022 tentang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2022.
Minuman khas Bali ini juga menjadi salah satu suvenir saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022.
Baca juga: Anne Hathaway Jadi Pembicara di KTT G20 Bali, Apa yang Akan Dibahas?
Menurut Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020, arak Bali adalah minuman yang dibuat dari bahan baku lokal secara tradisional dan turun-menurun.
Minuman ini dikemas secara sederhana dan mengandung ethil alkohol atau etanol (C2H5OH).
Proses pembuatannya, melalui fermentasi dan distilasi dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat.
Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), arak Bali biasanya digunakan masyarakat setempat sebagai penghangat tubuh dan guna keperluan upacara adat.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Jakarta, Cocok buat Anak Libur Sekolah
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com (4/11/2022), arak Bali juga bermanfaat untuk menurunkan demam, obat rematik dan diabetes, meremajakan kulit, dan campuran bahan makanan.
Khasiat arak Bali untuk menurunkan demam tak perlu dengan cara diminum langsung.
Melainkan, cukup mencelupkan sapu tangan ke satu sloki arak dan meletakkannya di bawah pusar selama satu atau dua menit.
Baca juga: 5 Makanan Enak di Bali, Apa Saja?
Bahan membuat arak Bali murni beragam, tergantung sumber daya alam dan ciri khas desa perajin arak.