Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Pesta yang Berujung Duka, Termasuk Tragedi Halloween Itaewon

Kompas.com - 31/10/2022, 10:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Akibat lonjakan itu, 21 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 500 orang terluka.

4. Konser di Oakland California 2016, 36 tewas

Sebuah pesta musik elektronik yang diadakan di sebuah gudang di Oakland, California, pada 2016 berubah menjadi mematikan setelah api menjebak dan menewaskan 36 orang yang hadir.

Penyelidik menemukan bahwa bangunan itu kehilangan beberapa fitur keselamatan, termasuk alarm asap dan pintu keluar gudang telah diblokir.

Baca juga: Kesaksian Warga soal Tragedi Halloween Itaewon yang Tewaskan 149 Orang

5. Festival keagamaan di India pada 2013, 115 tewas

Dikutip dari The Guardian, insiden maut terjadi di sela-sela festival keagamaan di dekat sebuah kuil di distrik Datia di negara bagian Madhya Pradesh, India tengah.

Akibatnya, sekitar 115 orang tewas, sebagian besar terinjak-injak atau tenggelam dan lebih dari 110 lainnya terluka.

Pada saat kecelakaan itu, sekitar 20.000 orang berada di sebuah jembatan di atas Sungai Sindh.

Menurut pihak berwenang setempat, desas-desus tentang kemungkinan runtuhnya jembatan menyebabkan lonjakan.

6. Pesta kembang api di Pantai Gading pada 2013, 60 tewas

Pada awal tahun 2013, setidaknya 60 orang tewas terinjak-injak ketika kerumunan besar penonton meninggalkan distrik Plateau di ibu kota ekonomi Pantai Gading, Abidjan, setelah menghadiri pesta kembang api tahun baru.

Baca juga: Tragedi Itaewon dan Kanjuruhan, Kenapa Kerumunan Bisa Picu Kematian?

7. Festival tradisional Oromo Irreecha 2016, 52 tewas

Pada 2 Oktober 2016, setidaknya 52 orang tewas dalam kerumunan massa di Bishoftu, 50 km tenggara Addis Ababa.

Bentrokan antara massa dan polisi selama festival tradisional Oromo Irreecha yang menandai akhir musim hujan meletus, menyebabkan pertikaian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com